Kedatangan Vaksin Covid19; akun YouTube Sekretariat Presiden menayangkan secara langsung kedatangan vaksin virus Corona atau Covid-19 ke Indonesia. Vaksin tiba menggunakan pesawat komersil melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang. Berdasarkan pantauan Liputan6.com lewat tayangan berjudul ‘LIVE: Kedatangan Vaksin Covid-19, Bandara Soekarno Hatta, 6 Desember 2020’ di akun itu, Minggu (6/12), pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 777-300 ER yang mengantarkan vaksin mendarat sekitar pukul 21.27 WIB. Masuk pukul 21.40 WIB, petugas melakukan pembukaan bagasi pesawat. Tampak dari jauh tumpukan barang dikondisikan untuk dikeluarkan. Petugas berseragam TNI Polri pun mendekati pintu masuk pesawat. Berikut yang telah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;
Sebuah boks bertuliskan kode RAP81136PC Envirotainer dikeluarkan dan langsung dilakukan penyemprotan disinfektan. Dari penelusuran, kotak tersebut merupakan kargo pengangkut berisikan vaksin Covid-19. Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan sejumlah vaksin corona Covid-19 yang bakal digunakan untuk vaksinasi masyarakat. Hal itu dipastikan dengan telah ditandatanganinya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin Virus Diesease 2019 (Covid-19). Dalam keputusan yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tersebut menetapkan enam jenis vaksin Corona Virus Diesease 2019 (Covid-19) yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.
Keenam vaksin tersebut adalah:
1. Vaksin produksi PT Bio Farma (Persero),
2. Vaksin Astrazeneca,
3. Vaksin China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm),
4. Vaksin Moderna,
5. Vaksin PFizer Inc and BioNTech, dan
6. Sinovac Biotech Ltd.
Keenam vaksin tersebut saat ini masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga. Penggunaan vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selanjutnya, Menteri Kesehatan dapat mengubah jenis vaksin Covid-19 dalam daftar tersebut berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional. Sedangkan pengadaan vaksin untuk vaksinasi program akan dilakukan oleh Menteri Kesehatan. Untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi mandiri akan dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan penggunaan enam vaksin Covid-19 ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu pada 3 Desember 2020.
Jokowi Sebut 1,2 Juta Vaksin yang Tiba di Indonesia Buatan Sinovac
1,2 juta dosis vaksin dari Sinovac Biotech Ltd tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Presiden Joko Widodo mengatakan masih akan tiba kembali 1,8 juta dosis vaksin Sinovac pada Januari. Dikutip melalui channel Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menyebutkan vaksin yang tiba saat ini adalah vaksin siap pakai. “Saya ingin sampaikan satu kabar baik bahwa hari ini Pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020, kita juga masih upayakan 1,8 juta vaksin yang akan tiba di awal Januari,” ucap Jokowi, Minggu (6/12).
Selain vaksin siap pakai, Jokowi juga menyampaikan Pemerintah Indonesia masih menanti 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku yang dijadwalkan tiba bulan ini, dan 30 juta dosis bahan baku vaksin pada Januari. Nantinya, bahan pembuatan vaksin akan diproduksi menjadi vaksin siap pakai oleh Bio Farma. “Dalam bulan ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma,” tuturnya.
Namun untuk proses vaksinasi secara masal, Jokowi menyampaikan, masih menunggu keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari badan pengawas obat dan makanan BPOM,” ucapnya. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan resmi menetapkan enam jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi virus Corona di Indonesia. Dilansir dari website covid19.go.id, penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Keenam jenis vaksin adalah vaksin-vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, Sinopharm atau China National Pharmaceutical Group Corporation, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.
Keenam vaksin yang telah ditetapkan tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan pelaksanaan program vaksinasi negara yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan. Selain itu, juga diperuntukkan untuk kebutuhan pelayanan vaksinasi mandiri yang dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara. Keenam vaksin yang akan disebutkan, harus sedang dalam fase uji klinis ketiga atau sudah lolos uji klinis fase ketiga. “Jenis vaksin sebagaimana dimaksud dalam diktum ke satu merupakan vaksin yang masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik, tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga,” bunyi poin kedua keputusan itu seperti dikutip merdeka.com, Minggu (6/12).
Dalam poin ketiga, tertulis bahwa penggunaan vaksin Covid-19 hanya bisa dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Poin keempat menyebutkan, Menkes dapat melakukan pengubahan jenis vaksin Covid-19 tersebut dengan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.
Poin selanjutnya, tertulis bahwa Menkes dapat mengubah dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dan keputusan menteri tersebut mulai berlaku sejak tanggal penetapan yaitu 3 Desember 2020.
Ilmuwan Pengembang Vaksin Covid-19 Optimis Pandemi Bisa Dihentikan Akhir 2021
Hampir setahun dunia bertarung dengan pandemi virus corona. Harapan baru muncul pandemi akan segera berakhir dengan kabar baik vaksin virus corona yang memiliki efektivitas 95 persen. Optimisme pandemi akan segera berakhir juga disampaikan ilmuwan yang berada di balik pengembangan vaksin virus corona. Pendiri BioNTech, perusahaan Jerman yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama perusahaan farmasi raksasa Amerika Serikat (AS), Pfizer, menyampaikan pada Jumat, mereka optimis pandemi virus corona bisa dihentikan sampai akhir tahun depan atau 2021.
“Tak ada pilihan lain,” kata CEO BioNTech, Ugur Sahin dalam sidang Majelis Umum PBB terkait Covid-19 melalui saluran video.
“Kita harus berhasil dan kita akan mencapainya,” ujarnya optimis, seperti dikutip dari South China Morning Post, pada hari Minggu.
Optimisme yang sama juga diungkapkan pendiri BioNTech lainnya, Ozlem Tureci. Istri Sahin ini mengatakan dia juga “sangat optimis”, asalkan mereka yang bertanggung jawab atas pengembangan dan distribusi vaksin dimobilisasi. Sahin mengatakan, ketika dia membaca artikel ilmiah tentang virus corona pada Januari, dia menyadari hal tersebut hal yang serius. “Saya menghampiri Ozlem dan mengatakan kepadanya wabah baru ini kemungkinan besar akan menjadi pandemi,” ceritanya.
Setelah menyadari wabah akan semakin meluas, pasangan ini meminta perusahaan mereka untuk berhenti fokus hanya pada pengembangan obat kanker. “Kami mampu meyakinkan semua orang dan memulai pada hari yang sama,” ujar Sahin. Mereka mengatakan, sejak saat itu, pasangan ini dan tim mereka bekerja keras sepanjang malam dan akhir pekan. BioNTech pernah menjadi perusahaan bioteknologi kecil yang relatif tidak dikenal yang mengkhususkan diri pada teknologi mRNA yang baru lahir yang berbasis di kota Mainz, Jerman.
Sekarang vaksinnya, yang dibuat dengan Pfizer dan terbukti 95 persen efektif melawan Covid-19, telah menerima persetujuan darurat di Inggris dan menunggu persetujuan di negara lain. Tureci mengatakan masih ada “banyak tantangan” ke depan, termasuk memahami bagaimana cara mendistribusikan vaksin dan menyediakannya secepat mungkin. Kepala PBB Antonio Guterres dan hampir 100 pemimpin dunia berpidato di sidang khusus PBB selama dua hari tentang pandemic
(Source: Merdeka.com)