You are currently viewing Pandemi Bisa Berakhir Tahun Depan

Pandemi Bisa Berakhir Tahun Depan

Pandemi Bisa Berakhir Tahun Depan; Siapa sangka pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia ternyata bisa berakhir di tahun depan. Hal ini seperti diungkap Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman dalam webinar “Tingkatkan Iman, Imun, dan Aman” yang diselenggarakan Paramadia, Sabtu lalu.

Menurutnya pandemi Covid-19 akan tetap ada hingga 2 tahun semenjak kedatangannya di 2020. “Cara masalah prediksi pandemi pertama, karakternya mirip dengan yang seratus tahun lalu, pandemi Covid-19 tidak selesai bahkan 2 tahun, karena karakter dari virus ini,” ujar Dicky Budiman.

Dia juga mengungkapkan jika herd immunity umumnya tidak akan tercapai dalam waktu dekat. Meski sudah didorong dengan adanya vaksinasi, pandemi Covid-19 akan terus bermutasi dan menimbulkan virus baru. Berikut yang telah dirangkum Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;

“Saya melihat pertama kalau bicara herd immunity itu almost imposible sekarang, karena walaupun vaksin ada tapi kita tampaknya untuk mencapai 5 tahun ke atas masih tanda tanya, ada kriteria yang sulit dicapai pertama karena ada varian baru yang terus bermutasi,” katanya lagi.

Namun berdasarkan pembelajaran dan perhitungan secara akal manusia pandemi Covid-19 ini bisa saja berakahir dalam kurun waktu 1-3 tahun ke depan.

“Oleh karena itu saya memprediksi kalau kita menerapkan menjaga kesehatan 2-3 tahun InshaAllah bisa dan asal betul-betul konsisten komitmen,” ucapnya.

“Kalau bicara Indonesia saya memprediksi secara akal manusia berdasarkan belajar dari beberapa perhitungan setidaknya pertengahan tahun depan kita sudah mulai dalam situasi relatif terkendali, dengan catatan bisa trus jaga prokes,” imbuhnya.

Ia juga mengimbau jika masyarakat harus tetap konsisten untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. “Jadi inshaAllah seperti itu, karena sekali lagi negara-negara bisa beraktivitas normal kalau mereka bisa menerapkan public health-nya 3T 5M,” ujarnya.

Melansir data dari covid19.go.id, hingga Senin (19/4/2021) ada tambahan 4.952 kasus Covid-19 baru di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.609.300 kasus. Sementara itu, jumlah yang sembuh bertambah 6.349 orang sehingga menjadi sebanyak 1.461.414 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal bertambah 143 orang menjadi sebanyak 43.567 orang dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan medis.

Tetap Vaksin Covid-19 di Bulan Ramadan, Ini Tips yang Perlu Diperhatikan Bagi Semua Orang

Vaksinasi Covid-19 masih terus dilakukan sampai sekarang ini di bulan Ramadan. Mendapatkan suntik vaksin saat puasa, ternyata membuat banyak pertanyaan sendiri bagi beberapa orang yang akan melakukan penyuntikan.

Tapi tak perlu khawatir, vaksinasi Covid-19 selama bulan Ramadan telah dinyatakan aman dan diperbolehkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Belum lama ini, diketahui MUI sendiri mengeluarkan fatwa untuk suntik vaksin Covid-19 di siang hari pada bulan Ramadan tidak membatalkan puasa. Walaupun begitu, kita harus tetap mempersiapkan beberapa hal sebelum mendapatkan suntikan. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro.

Menurutnya ada beberapa tips yang sangat disarankan sebelum melakukan vaksinasi Covid-19.

Pertama ia menyarankan berdoa sehingga jiwa merasa tenang. Berdoa dan yakin jika Tuhan telah memberikan vaksin sebagai langkah yang tepat untuk kita menekankan penularan Covid-19.

Kedua, jika memungkinkan, pilihlah waktu vaksin di saat tubuh masih dalam keadaan sehat bugar. Bisa saja di pagi hari, di mana rentang waktu setelah sahur masih tidak terlalu jauh. Atau bisa pula menjelang berbuka puasa atau setelahnya.

Ketiga, pastikan sebelum melakukan vaksin telah melaksanakan sahur, sehingga tubuh masih terasa segar dan tidak lemas. Pastikan juga saat sahur, nutrisi dan gizi tercukupi. “Pastikan juga sudah sahur dengan jumlah cukup supaya kuat menjalani puasa,” katanya lewat live streaming Radio Kesehatan, Senin kemarin.

Sedangkan untuk lansia yang masih ragu karena memiliki penyakit komorbid, disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter. Hal itu disarankan karena untuk memastikan mereka dapat menerima vaksin atau tidak.

Tak hanya dr. Reisa yang memberikan tips aman vaksinasi d bulan Ramadan, sebelumnya pakar imunisasi dewasa Dr. dr. Gatot Soegiarto SpPD-KAI juga sempat memberikan pendapatnya. dr. Gatot mengatakan, puasa tidak menghalangi proses pembentukan daya tubuh setelah vaksinasi.

“Dengan berpuasa pembentukan antibodi tidak terganggu justru malah antibodi meningkat,” ujar dr. Gatot dialog#TanyaIDI bertajuk ‘Amankah Vaksinasi Saat Berpuasa ?’, Rabu lalu.

Berdasarkan penelitian, kata dia, puasa memiliki banyak manfaat kesehatan. Hasil penelitian menyebutkan jika seseorang menjalani puasa setidaknya 8 jam, jumlah nutrisi dalam darah yang mengalami penurunan yang membuat zat toksik dalam tubuh dibersihkan.

Dengan berpuasa pun membuat sel yang berperan membentuk antibodi menjadi aktif. Ia pun mengatakan, jika vaksinasi dilakukan saat puasa tidak akan menghalangi pembentukan daya tahan tubuh.

“Sehingga kalau ada pertanyaan vaksinasi di bulan puasa ini merugikan atau tidak, tentu jawabnya tidak,” ujar dr. Gatot, dikutip dari situs Covid19.go.id. Terkait dengan efek samping yang membuat badan lemas setelah vaksinasi, dr. Gatot menjelaskan bahwa itu memang ada. Namun demikian, angkanya sangat kecil, yakni sekitar 0,5 – 2 persen dari yang melakukan vaksin. “Insha Allah vaksin tetap aman meski berpuasa,” kata dr. Gatot.

(Source: Health.grid.id)

Leave a Reply