Pariwisata Unggulan Tarakan: Lokasi Awal Dimulainya Perang Dunia ke-2 di Asia Pasifik; Wali Kota Tarakan, Khairul mengungkapkan, Tarakan sedang berupaya untuk memulihkan ekonomi di tengah pandemi covid-19 dengan mengembangkan daerah pariwisata yang selama ini hampir tidak tersentuh. Mulai dari wisata alam, kuliner hingga wisata budaya.
“Tarakan memiliki potensi pariwisata yang banyak, cuma selama ini belum tergarap dengan baik,” ujarKhairul dalam Webinar Forum Ekonomi Merdeka bertajuk ‘Indonesia Bangkit 2022’ yang digelar Merdeka.com, Senin (28/2).
Khairul menyebutkan, Tarakan menyimpan wisata sejarah peninggalan Perang Dunia ke-2. Perang Dunia ke-2 di Asia Pasifik itu dimulai dari Tarakan. Di Tarakan masih banyak peninggalan sejarah, seperti senjata seperti meriam, bunker, dan makam-makam tentara sekutu dan Jepang.
“Sedang kami upayakan, sedang kami restorasi dan ini akan kami jadikan sebagai cagar budaya untuk menjadi satu destinasi wisata. Apalagi yang kita tahu, tidak seluruh Indonesia memiliki situs sejarah seperti ini,” jelas dia.
Selain itu, Tarakan memiliki potensi wisata alam yang sedang dikembangkan dan sekarang sudah selesai dibangun yakni Pantai Amal. “Ini yang dulunya pantai yang kumuh dan tak terjamah dengan baik. Tahun 2019 kita mulai bangun, dan tahun 2020 kita akan buka hanya saja karena pandemi dan sampai saat ini belum kita buka untuk umum,” katanya.
“Pantai Amal tersebut sudah dimanfaatkan dengan kegiatan resmi pemerintah seperti Apeksi. Ini merupakan salah satu ikon dari salah satu ikon destinasi pariwisata di Tarakan dan mudah mudah di Indonesia,” tambah dia.
Selain Pantai Amal, kata dia, Tarakan juga ada kawasan konservasi mangrove dan bekantan yang berada di tengah kota. Mangrove ini, lanjut Khairul, menjadi satu kawasan ecotourism yang digunakan untuk penelitian, baik dalam maupun luar negeri.
Untuk wisata budaya, lanjut Khairul, ada pesta adat yang disebut Iraw dan biasanya digelar pada bulan Desember. Hanya saja, kata dia, selama 2 tahun ini dihentikan sementara untuk menghindari penularan covid-19 yang lebih besar di Tarakan.
“Selama pandemi covid-19, pesta budaya ini kami hentikan sementara. Insyaallah tahun ini (2022), kalau kta lihat kondisi covid-19 yang sudah membaik, mudah-mudahan pesta budaya ini kita laksanakan,” tutur Khairul.
Selain wisata budaya dan alam, menurut Khairul, kuliner di Tarakan diyakini bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang. Keunggulan kuliner Tarakan adalah seafood, khususnya kepiting, udang dan ikan.
“Seafood tersebut didapat dari perairan dan tambak-tambak sekitar Tarakan,” tutup dia.
(Source: Merdeka.com)