Pilkada Cerdas Sehat Damai; Pemilihan Serentak 2020 akan dilaksanakan di 270 tempat terdiri dari 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 Kota pada 9 Desember 2020. Sebelumnya, langkah kebijakan melaksanakan Pemilihan Serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19 sempat menimbulkan gejolak di masyarakat. KPU kemudian mengeluarkan aturan khusus untuk setiap pelaksanaan tahapan Pemilihan, disesuaikan dengan situasi kenormalan baru. Berikut yang telah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;
Pemerintah pun mendukung setiap langkah penyesuaian dalam tahapan Pemilihan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan rakyat. Hal itu disampaikan oleh Plt. Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Gunawan. “Keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah segala-galanya untuk itu pelaksanaan Pemilihan Serentak. Penerapan protokol kesehatan yang ketat juga menjaga kualitas dan kedewasaan demokrasi,” ujar Bambang.
Tugas Kominfo, lanjutnya adalah menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menentukan masa depan pembangunan daerahnya dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Tugas ini dapat terwujud jika didukung oleh berbagai stakeholder, atau mitra strategi termasuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai mitra Kominfo dalam sosialisasi Pemilihan Serentak 2020. “Masyarakat dituntut untuk tetap cerdas memilih siapa yang akan memimpin di masa depan. Disamping tuntutan lain yang tidak kalah krusial yakni untuk tetap menjaga iklim damai sepanjang berlangsungnya pesta demokrasi. Pemilih cerdas, pemilih sehat, dan pemilih damai menjadi pesan kunci Pemilihan Serentak tahun 2020,” ujarnya.
Harapannya, lanjut Bambang semangat para pegiat KIM sebagai pilar terdepan dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dapat terus terpelihara. Menurutnya, ajakan kepada masyarakat untuk optimis, bahwa suara tidak akan sia-sia, dapat lebih mudah diterima jika disampaikan oleh orang yang tepat dan cara yang tepat. “Kemasan konten yang menarik menjadi strategi yang efektif di era pemanfaatan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi saat ini,” terangnya.
Terkait pemanfaatan media sosial untuk sosialisasi Pemilihan Serentak, KPU selaku penyelenggara Pemilihan telah melakukan penyebaran konten sosialisasi secara masif di seluruh media sosial official KPU RI dan daerah. “Kami sudah mengoptimalkan hampir 99% medsos yang ada untuk sosialisasi semua regulasi tentang pemungutan dan penghitungan suara. Termasuk kepada KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai pelaksana di lapangan,” kata Deputi Dukungan Teknis KPU, Eberta Kawima.
Polri pun selaku pihak keamanan tidak mau ketinggalan dalam pemanfaatan media sosial. Polri berusaha keras meyakinkan masyarakat akan terjaminnya keamanan Pemilihan demi terwujudnya target partisipasi masyarakat dan kekondusifan jalannya Pemilihan. “Polri sangat mengikuti perkembangan, lewat media sosial Polri menyosialisasikan pelaksanaan Pemilihan Serentak. Ada diskusi dan workshop mengundang para Kabid Humas seluruh Indonesia untuk menjelaskan persiapan Pemilihan. Ini pertaruhan negara dalam penyelenggaraan negara. Kami Polri, dibantu TNI siap mengamankan pelaksanaan Pemilihan ini. Warga tidak usah takut, pelaksanaan ini akan berjalan aman dan lancar,” kata Kabag Yaninfodok Biro PID Divisi Humas Polri, Kombes Tjahyono Saputro.
Sementara, para lembaga terkait seperti Kominfo, KPU dan Polri didorong untuk mampu mengoptimalkan media sosial dengan tepat sasaran, sesuai dengan konten dan target sasaran audience yang ingin diraih. “Pengguna medsos mayoritas milenial dan gen z ini adalah pemilih pemula. Sehingga penggunaan medsos itu sangat efektif (dalam sosialisasi Pemilihan Serentak 2020). Banyak hal yang bisa dibuat sebagai konten, misalnya, retweet dan share kontan resmi regulator. Jangan lupa memakai hashtag supaya gampang dicari orang,” ujar Praktisi Media Sosial, Wicaksono.
Satgas Medsos Kominfo Kebut Produksi Konten Jelang Pilkada
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan berbagai upaya sosialisasi dan mengedukasi masyarakat terkait Pemilihan Serentak 2020. Hari pemungutan dan penghitungan suara tinggal menyisakan tiga pekan lagi. Dirjen Informasi dan Komunikasi (Kominfo) Widodo Muktiyo menegaskan pihaknya akan meningkatkan produktivitas konten di media sosial yang berkaitan dengan Pemilih Cerdas, Pemilih Sehat dan Pemilih Damai.
Dia mengarahkan agar Satgas Media Sosial yang merupakan bagian dari Kominfo, meningkatkan produksi dan distribusikan informasi pemilihan kepada masyarakat . “Kita tularkan dan kita informasikan kepada masyarakat, kita sharing informasi. Satgas Media Sosial harus banyak memproduksi pesan-pesan seiring semakin dekatnya pelaksanaan Pemilihan Serentak 2020,” ujar Widodo. Konten yang diproduksi, lanjut Widodo harus membangun optimisme masyarakat dan mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang terbaik. Pesan ini menurutnya harus didiseminasikan dengan baik oleh Satgas Media Sosial.
“Pesannya, mari kita songsong Pemilihan dengan penuh optimisme, untuk melahirkan pemimpin yang visioner, bisa mengatasi Covid-19 dan pemimpin yang transformatif, mengedepankan bagaimana kita akan masuk ke masyarakat digital. Kita ingin punya pemimpin yang mampu membangun daerah secara akseleratif,” imbau Widodo.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak ketinggalan dalam berkampanye untuk mencerdaskan pemilih lewat media sosial. KPU juga memproduksi konten-konten yang berkenaan dengan kesehatan Pemilih di TPS. “Prinsip Pemilihan Serentak 2020 adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat bisa tercapai. Itu selalu KPU sampaikan berkali-kali di media sosial kita seperti Instagram, Twitter, YouTube dan lain-lain,” ujar Deputi Bidang Dukungan Teknis KPU, Eberta Kawima.
Simulasi Pilkada, Kominfo Imbau Pembentukan Mitigasi Cegah Penularan Covid-19
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berulang kali melakukan simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di beberapa tempat seperti Magelang, Indramayu, Tangerang Selatan dan Jakarta, simulasi berjalan baik. Simulasi diperlukan untuk mendapatkan masukan dan penyempurnaan inovasi-inovasi baru di TPS terkait protokol kesehatan.
Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai simulasi berulang yang dilakukan oleh KPU sebagai bentuk mitigasi cegah penularan Covid-19 di TPS. Simulasi ini juga sekaligus memberikan pesan kuat kepada masyarakat bahwa pemungutan suara nanti akan memenuhi standar protokol kesehatan. Tujuannya adalah agar pemilih tidak khawatir lagi datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya.
Mitigasi risiko dalam sebuah penyelenggaraan event akbar seperti Pemilihan Serentak memang perlu dipersiapkan dengan matang. Apalagi mengingat pandemi Covid-19 masih menjadi hal yang mengancam kesehatan masyarakat. Salah satu mitigas risiko yang paling penting dalam persiapan Pemilihan adalah melakukan penyempurnaan setiap kebijakan berdasarkan masukan atau kekurangan yang didapat selama proses simulasi berlangsung. Kominfo mendorong agar semua pihak ikut memberikan masukan dan catatan yang komprehensif berdasarkan beberapa kali simulasi pemungutan suara yang dilakukan oleh KPU.
Selama proses pemilihan nanti, KPU di masing-masing daerah pemilihan diminta berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan setempat untuk mengantisipasi hal-hal tidak terduga yang berkaitan dengan kesehatan pemilih. Koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal tidak terduga selama pemungutan suara, seperti pengadaan baju hazmat dan ambulans yang bersiaga di desa atau kelurahan.
Sementara, kolaborasi dengan Dinas Kesehatan setempat diperlukan terutama untuk pelaksanaan rapid test bagi calon Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Peran stakeholder menjadi sangat krusial dalam persiapan Pemilihan Serentak di tengah pandemi. KPU sebagai penyelenggara Pemilihan tentu membutuhkan banyak masukan, kritik dan saran terutama dalam menjamin kesehatan pemilih. Hari pemungutan suara tinggal beberapa pekan lagi. Waktu yang tersisa sebelum hari pemungutan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyosialisasikan TPS aman Covid-19, agar pemilih berbondong-bondong datang ke TPS tanpa khawatir terinfeksi Covid-19.
(Source: merdeka.com)