Teknologi Canggih di Balik Lancarnya Mudik Lebaran 2022

Teknologi Canggih di Balik Lancarnya Mudik Lebaran 2022

Teknologi Canggih di Balik Lancarnya Mudik Lebaran 2022; PT Jasa Marga mengklaim pengendalian arus lalu lintas Lebaran 2022 lebih baik ketimbang 2019. Manajemen arus lalu lintas tahun ini dinilai lebih siap ketimbang 2019. Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru, menerangkan, volume di Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami lonjakan luar biasa. Namun kondisi lalu lintas dapat dikendalikan.

“Ini yang membedakan dari 2019. Pada tahun 2019 untuk mengurai lalin sebesar ini dibutuhkan waktu hingga 24 jam untuk menguras kepadatan luar biasa yang terjadi di berbagai segmen Jalan Tol Jakarta-Cikampek,” kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5).

Dia mengatakan, tahun ini dengan perencanaan yang lebih matang, dan koordinasi yang jauh lebih intensif. “Relatif tidak terjadi kepadatan yang berarti di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,” kata dia.

Heru menambahkan, Jalan Layang MBZ sepanjang 38 km yang saat ini digunakan, juga mendukung kelancaran perjalanan tahun ini. Sementara itu, pada tahun 2019 Jalan Layang MBZ masih dibangun.

Saat ini dengan adanya Jalan Layang MBZ menambah kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebesar 4 lajur untuk kedua arahnya. Sehingga total, kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek awalnya hanya 6 lajur, menjadi 10 lajur di kedua arah.

Heru menjelaskan, terdapat dua kunci manajemen arus lalu lintas mudik tahun ini. Pertama adalah penggunaan teknologi terkini dalam bidang road transportation, sebagai “Decision Support System”. Teknologi ini mendukung keputusan pimpinan puncak di Kepolisian dan Jasa Marga dalam memutuskan penanganan volume lalu lintas yang jumlahnya luar biasa.

Selain itu, koordinasi lintas sektoral yang sangat intensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara komprehensif.

“Tiga bulan sebelum arus mudik, bahkan sebelum adanya keputusan pelonggaran perjalanan antar kota, kami bersama-sama dengan pemangku kepentingan sudah membahas intensif perencanaan arus mudik, dengan berbagai skenario, untuk mengantisipasi apapun kebijakan Pemerintah Pusat soal mudik,” tutur Heru.

Koordinasi ini dilakukan khususnya dengan Kepolisian sebagai pemegang diskresi semua rekayasa lalu lintas, di samping pemangku kepentingan lain, seperti Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Badan Pengatur Jalan Tol, bahkan dengan dinas-dinas Provinsi, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, dan lain-lain.

JMTC sebagai mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas jalan tol melalui beberapa sumber, seperti pantauan 1.913 CCTV, 26 speed camera, 39 CCTV, analytic traffic counting, 19 Remote Traffic Microwave Sensor, 7 Weigh in Motion dan juga informasi dari laporan petugas di lapangan serta informasi dari pelanggan melalui call center 14080.

Heru mengatakan, data diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak untuk pengambilan keputusan serta kepada pengguna jalan tol untuk membantu mereka dalam merencanakan perjalanan.

“Pada saat volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas, maka sistem akan memberikan peringatan kepada petugas untuk selanjutnya dilakukan rekayasa lalu lintas, seperti; contra flow, ramp metering, atau one way,” terang dia.

Dalam penanganan arus mudik lebaran, penggunaan JMTC ini membantu dengan menginformasikan secara real time, jika kapasitas lajur atau kapasitas gerbang sudah terpenuhi 60 persen dari kapasitas terpasang. Maka akan diambil keputusan oleh Kepolisian sebagai pemegang diskresi, untuk melakukan rekayasa lalu lintas.

Mengingat untuk rekayasa lalu lintas one way, dibutuhkan waktu dua jam untuk melakukan clearance di jalur yang akan dilakukan oneway agar keamanan dan keselamatan pengguna jalan terjaga.

“Saat dilakukan clearance, biasanya kapasitas terus naik, sehingga saat kedatangan lalu lintas mencapai puncaknya, di lapangan penambahan kapasitas melalui oneway atau contra flow sudah digelar dan siap digunakan,” kata Heru.

Heru menerangkan, teknologi melalui keberadaan JMTC ini, sejalan dengan inovasi Jasa Marga untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan diatas standar yang ditetapkan Pemerintah, serta mempertahankan posisi jasa Marga market leader dalam industri jalan tol di Indonesia.

(Source: merdeka.com)