Ini 5 Ancaman Ekonomi Yang Diwaspadai Bank Indonesia Termasuk Cash Is King; Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mewaspadai risiko keuangan pada 2023 mendatang. Salah satunya terkait fenomena cash is the king, di mana ada keyakinan jika uang tunai lebih berharga ketimbang aset investasi lainnya. “Karena persepsi risiko yang tinggi, para investor global menarik dananya dari emerging market termasuk Indonesia, dan menaruhnya dalam investasi likuid, yang mendekati cash,” jelas Perry dalam Siniar Prospek Perekonomian dan Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2023, Jumat (2/12).
Menurut dia, itu menjadi satu dari lima kewaspadaan Bank Indonesia atas kondisi ekonomi global tahun depan. Selain itu, pihak bank sentral juga mengkhawatirkan pelemahan ekonomi yang masih terus terjadi di tahun depan.
“Pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun. Bahkan di Amerika Serikat dan Eropa risiko resesi itu meningkat,” kata Perry.
Perry juga memasang mata terhadap risiko inflasi yang sangat tinggi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Inggris.
“Selain itu, kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate dan sejumlah negara maju yang juga agresif dan tinggi. Tentu saja ini akan berlanjut sepanjang 2023, higher for longer,” imbuhnya.
“Juga, berkaitan dengan mata uang dolar yang begitu kuat. Sehingga memberikan tekanan kepada mata uang berbagai negara, termasuk rupiah,” seru Perry.
Negara Terus Waspada
Adapun berdasarkan hasil pertemuan Bank Indonesia dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 30 November 2022 lalu, Perry menyampaikan, ada sejumlah pesan penting yang ingin dia sampaikan.
Negara disebutnya akan terus hati-hati dan waspada, sembari kemudian memperkuat optimisme akan pertumbuhan ekonomi tahun depan.
“Waspada bahwa dunia memang sedang bergejolak, baik karena berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina, maupun juga perang datang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Demikian juga lockdown di Tiongkok 6 bulan lagi, termasuk juga gangguan mata rantai pasokan dunia,” tuturnya.
(Source: Merdeka.com)