You are currently viewing Capaian Pendidikan Saat Pandemi

Capaian Pendidikan Saat Pandemi

Capaian Pendidikan Saat Pandemi; Berbagai penyesuaian kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 menjadi pencapaian tersendiri bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di antaranya adalah kebijakan tentang bantuan kuota internet kepada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen, untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring yang cukup menarik perhatian. Salah satu survei bahkan menyebutkan bahwa 85 persen masyarakat menilai kuota gratis adalah kebijakan yang tepat di tengah pandemi. Berikut yang telah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;

“Kebijakan kuota gratis merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia. Penyaluran bantuan sosial berupa internet gratis diberikan ke puluhan juta orang dalam waktu kurang lebih sebulan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim dalam Cerita di Kemenkeu Mengajar 5 yang disiarkan akun Youtube Kemendikbud. Ke depan, bahkan Nadiem mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membuat dompet digital siswa. Di mana dalam nomor bantuan kuota juga disertakan layanan dompet digital untuk mempermudah distribusi bansos.

Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi dan TI, Kemenkeu, Sudarto, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan PJJ yang menjadi pilihan agar kegiatan pembelajaran tetap berlangsung di tengah pandemi. “Kami mendukung pemberian bantuan kuota internet, peningkatan infrastruktur melalui pagu APBN 2021 dan alokasi Rp 550,5 T atau 20% anggaran pendidikan tahun depan. Semoga ini menjadi motivasi siswa dan pendidik untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran,” urai Sudarto di awal acara.

Di awal tahun 2020, Mendikbud bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengubah skema penyaluran dana BOS reguler agar diterima langsung oleh kepala sekolah. Ini dilakukan untuk memangkas birokrasi penyaluran anggaran yang kerap kali berujung telatnya penerima dana BOS hingga berbulan-bulan. Bahkan, selama pandemi, mekanisme pemakaian dana BOS juga direlaksasi. Sekolah dapat menggunakan anggaran secara bebas tanpa ada restriksi yang sebelumnya diatur pemerintah.

Khusus mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), Kemendikbud akan memperbesar alokasi anggarannya mulai tahun 2021 di mana per anak akan menerima dana BOS. Ini dilakukan sebagai upaya keberpihakan kepada sekolah di wilayah-wilayah terpencil. Sehingga siswa di daerah 3T dan sekolah kecil di pulau-pulau daerah terluar akan mendapatkan dana BOS yang diupayakan sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Kita tambahkan hampir Rp 3 triliun tambahan dana BOS untuk akomodasi. Tidak ada yang dikurangi. Tapi di daerah 3T, sekolah kecil di pulau-pulau, daerah terluar, akan meningkat per siswanya,” lanjutnya. Terkait digitalisasi sekolah, Nadiem menerangkan bahwa pihaknya akan mengupayakan digitalisasi sekolah pada 2021. Wacana ini dilakukan salah satunya untuk mengantisipasi pembelajaran secara digital seperti yang dilakukan selama pandemi. “(sebagai) Persiapan, semua sekolah mempunyai gawai, yaitu laptop untuk bisa mengerjakan baik PJJ atau digitalisasi sekolah untuk dapat pelatihan terbaik, kurikulum online, dan lain-lain,” jelas Nadiem.

Mendikbud: Investasi Paling Berharga Adalah Sumber Daya Manusia

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan, dirinya meyakini bahwa investasi paling berharga adalah pengembangan sumber daya manusia. Salah satunya lewat jalur pendidikan. “Saya sering menyampaikan bahwa fokus pendidikan adalah murid, murid dan murid, karena saya percaya investasi yang paling berharga untuk investasi adalah untuk investasi sumber daya manusia, tidak terkecuali investasi untuk para guru,” katanya dalam acara Peringatan Hari Guru Internasional yang disiarkan secara daring melalui kanal Youtube Kemendikbud RI. Dia menguraikan, investasi dunia pendidikan tergambar juga dalam sejumlah kebijakan pihaknya kepada para guru. Misalnya seperti peningkatan profesionalisme para guru.

“Melalui kebijakan rekrutmen, pengembangan pendidikan, peningkatan profesionalisme, dan peningkatan kesejahteraan guru yang terus kami perjuangkan,” ujarnya. Program Guru Belajar juga merupakan salah satu program yang menjiwai semangat pengembangan keterampilan para guru. Program ini, kata Nadiem, dirancang untuk membantu sebanyak mungkin guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh yang sesuai dengan kondisi pandemi. “Selain itu Kemendikbud telah melatih 60.000 guru dalam pelatihan pembelajaran berbasis TIK agar para guru semakin Mahir dalam memanfaatkan teknologi dalam mengajar,” tutupnya.

Mendikbud Puji Hasil Karya Anak Berkebutuhan Khusus

Lomba Keterampilan Siswa Nasional Anak Berkebutuhan Khusus (LKSN-ABK) Tahun 2020 resmi ditutup pada hari Rabu, 4 November 2020, di Bandung. Dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim memuji hasil karya para peserta. Nadiem kagum dengan hasil karya tersebut. Terlebih meski diselenggarakan dalam jaringan (daring), tidak mengurangi kualitas hasil karya peserta lomba. “Anak berkebutuhan khusus ternyata mampu membuat hasil karya yang luar biasa bahkan lebih baik dari anak-anak lainnya,” kata Nadiem.

Nadiem mengatakan bahwa tidak hanya prestasi yang membuat seseorang menjadi sukses meraih cita-cita namun juga karakter yang kuat. Dan itu mencerminkan karakter pelajar Pancasila. “Dengan mengikuti LKSN-ABK, adik-adik telah membuktikan bahwa adik-adik adalah pelajar Pancasila. Semoga setelah ini, adik-adik dapat memperkuat karakter kalian dalam bernalar kritis, kreatif, mandiri, gotong royong serta bertakwa dan berakhlak mulia,” ujar Nadiem.

LKS-ABK dimulai sejak Oktober 2020 dan proses pemilihan pemenang berlangsung di Kota Bandung, Jawa Barat, tanggal 2-4 November 2020. Terdapat sembilan bidang yang dilombakan yakni membatik, kriya kayu, tata boga, kecantikan, merangkai bunga, menjahit, teknologi informasi, hantaran dan kreasi barang bekas untuk jenjang SMPLB/SMALB. Para peserta dari tiap provinsi mengirimkan hasil karya serta video proses pembuatannya ke panitia. Karya tersebut kemudian dinilai oleh juri di bidang masing-masing untuk menentukan juara I, II, III, dan Harapan I, II, dan III. Peraih juara memperoleh sertifikat kejuaraan dan hadiah pendampingan.

Perlu diketahui, para pemenang LKSN ABK tahun 2019 telah diikutsertakan dalam kompetisi internasional di Malaysia dan Chicago, Amerika Serikat. Di Malaysia, mereka meraih 3 medali perak dan 1 perunggu pada lomba 10th Penang International Halal Chefs Challenge 2019 bulan Maret 2019. Sedangkan di Chicago, satu peserta mendapatkan penghargaan pada acara Education Summit Cidesco World Congress tahun 2019 di Chicago, Amerika Serikat. Dia berharap, keikutsertaan siswa dalam LKSN-ABK ini menjadi bekal bagi seluruh peserta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, magang, ataupun bekerja. “Semoga para pemenang (tahun ini dapat) terus mengikuti kompetisi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu lomba tingkat internasional. Saya yakin kita pasti bisa bersaing dan menang,” ujar Nadiem.

(Source: merdeka.com)