Gempa Sulbar Mamuju; serangkaian peristiwa gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat. Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini menuju lokasi bencana di Mamuju, Sulawesi Barat. Berikut yang telah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;
Hal itu disampaikan oleh Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah dalam keterangannya yang turut mendampingi Kepala BNPB dan Menteri Sosial. “Mendengar kabar terjadinya gempa di Mamuju Sulbar, Presiden memerintahkan Doni Monardo dan Mensos Risma berangkat ke Mamuju dan segera mengubah rencana, berangkat ke Mamuju Sulawesi Barat,” ujar Egy dalam keterangannya, Jumat (15/1).
Kepala BNPB Doni Monardo juga langsung memberikan instruksi mengirimkan helikopter ke lokasi. Ada empat helikopter BNPB yang dikerahkan. “Doni juga langsung menginstruksikan helikopter BNPB menuju lokasi bencana. Ada 4 helikopter BNPB dikerahkan,” jelas Egy.
TNI Kerahkan 1 Helikopter
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga memerintahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) untuk memberangkatan pesawat Boeing 737 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin. Hal ini dilakukan terkait gempa yang terjadi Majene, Sulawesi Barat.
“Kasau memerintahkan untuk memberangkatkan pesawat Boeing 737 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin untuk memastikan situasi dan kondisi daerah yang terdampak bencana alam dan mengalami kerusakan dari udara,” kata Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang B dalam keterangannya, Jumat (15/1).
Selain itu, TNI AU juga menyiagakan sejumlah pesawat lainnya untuk memberikan atau mengirimkan logistik kepada warga yang terdampak. “Pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 33 Lanud HND dan Skadron Udara 31 Lanud Halim P, pesawat CN 295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma dan satu pesawat Helikopter Super Puma NAS-332 dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja standby SAR Lanud Sultan Hasanuddin,” jelasnya.
“Untuk dukungan Search dan Rescue (SAR), evakuasi dan bantuan logistik kepada warga masyarakat yang terdampak bencana,” sambungnya. Apa yang dilakukan oleh TNI AU ini, dikatakannya, sebagai wujud dari kehadiran negara kepada masyarakat yang tertimpa musibah. “Hal ini merupakan wujud dari kehadiran Negara melalui TNI AU pada masyarakat yang tertimpa musibah bencana sekaligus merupakan pelaksanaan tugas TNI di Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang salah satunya penanggulangan bencana alam,” pungkasnya.
Data Sementara Korban
Data sementara dilaporkan BPBD Kabupaten Majene, 4 warga meninggal dunia dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka. BPBD setempat terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa M 6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat. “Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Jumat (15/1).
Dia mengungkapkan, BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan. Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor Danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene–Mamuju. Sedangkan pada Kabupaten Mamuju, BPBD setempat menginformasikan kerusakan berat (RB) antara lain Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat dan sebuah mini market.
“Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju. Kerusakan rumah warga masih dalam pendataan,” ujarnya. Raditya mengungkapkan, pihaknya memonitor upaya penanganan darurat di lapangan dilakukan oleh berbagai pihak, seperti BPBD, BNPP/Basarnas, TNI, Polri, sukarelawan dan mitra terkait lainnya. “Kebutuhan yang diinformasikan oleh BPBD setempat berupa sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat/eksavator, alat komunikasi, makanan siap saji dan masker,” tutupnya.
Gempa Sulbar: Kantor Pemda, Hotel, Rumah Sakit Rata dengan Tanah
Gempa dahsyat mengguncang dua Kabupaten di Sulawesi Barat, Mamuju dan Majene pada Kamis (14/1) malam dan Jumat (15/1) pagi. Kadis Info Sulbar, Safar menjelaskan, daerah yang paling terdampak gempa tersebut yakni di Kabupaten Mamuju. Hingga kini belum bisa dipastikan, berapa jumlah korban.
“Di Majene, Sulawesi Barat tapi dampaknya di Mamuju paling besar ini,” jelas Safar. Safar mengatakan, saat ini tim masih terus melakukan proses evakuasi. Banyak bangunan rumah warga, pemerintah bahkan rumah sakit rata dengan tanah. Oleh sebab itu, hingga kini pihaknya belum bisa memastikan berapa korban jiwa dalam bencana alam tersebut.
“Kita belum bisa mendeteksi ini, karena masyarakat masih panik semua ini belum tahu. Ada beberapa emang kurang lebih 10 orang, tapi kan masih banyak korban ini. Karena hotel ini kita enggak tahu berapa korban. Hotel, gedung pemerintah juga begitu banyak, ada rumah sakit berapa yang roboh rata dengan tanah. Sehingga memang kondisi saat ini belum bisa diprediksi,” jelas Safar lagi.
Sejumlah orang yang tak lagi memiliki rumah tinggal juga telah diberikan tempat untuk mengungsi sementara. Khawatir ada gempa susulan dalam peristiwa semalam. Sebab, hingga pagi ini sekitar Pukul 08.00 WITA, gempa masih dirasakan warga. “Sekitar jam 8 kurang lebih (gempa lagi),” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene melaporkan bangunan yang rusak di antaranya sebuah hotel dan kantor Gubernur Sulawesi Barat. “Kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB). Jaringan listrik masih padam pascagempa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Jumat (15/1).
Dari data sementara dilaporkan BPBD Majene gempa juga mengakibatkan longsor di 3 titik. Serta 62 rumah dilaporkan rusak. “Sementara itu, BPBD Majene menginformasikan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor danramil Malunda (RB),” kata dia.
Dampak gempa juga tak hanya material. Tiga warga juga dilaporkan meninggal dunia akibat gempa yang berpusat 6 kilometer timur laut Majene, dan terjadi sekitar pukul 01.28 WIB. “Data per Jumat (15/1), pukul 06.00 WIB, BPBD Mamuju melaporkan korban meninggal dunia 3 orang dan luka-luka 24. Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman,” kata Raditya. BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.
Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa Magnitudo 6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV-V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan. Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. “Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Jumat (15/1).
Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi. Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Gempa kuat dengan magnitudo 6,2 dirasakan warga Majene pada Jumat (15/1) dini hari. Gempa magnitudo 5,9 sebelumnya juga kuat dirasakan warga di beberapa kabupaten pada Kamis (14/1) siang.
(Source: merdeka.com)