Ketahui Apa Sih Virus Zombie Yang Baru Ditemukan Itu Dan Benarkah Berbahaya?

Ketahui Apa Sih Virus Zombie Yang Baru Ditemukan Itu Dan Benarkah Berbahaya?

Ketahui Apa Sih Virus Zombie Yang Baru Ditemukan Itu Dan Benarkah Berbahaya?; Pada masa penuh penyakit seperti sekarang terutama ketika COVID-19 belum benar-benar surut, munculnya virus baru tentu menjadi kehebohan dan ketakutan bagi banyak orang. Oleh sebab itu, munculnya istilah virus zombie pada beberapa waktu belakangan ini cukup membuat banyak orang menjadi ngeri. Namun sebenarnya apa sih virus zombie itu sendiri?

Dari namanya, mungkin banyak orang yang salah sangka menganggap bahwa virus ini merupakan virus yang bisa membuat seseorang yang terinfeksi menjadi zombie. Istilah virus zombie merupakan salah satu sebutan bagi virus berusia ribuan tahun yang terperangkap di permafrost atau lapisan tanah beku selama sekian lama. Kondisi virus yang membeku ini membuatnya tak benar-benar mati namun menjadi ‘zombie’ alias mayat hidup.

Nah, mengapa virus ini kini ramai dibahas, hal ini terjadi karena sebuah penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti untuk menghidupkan kembali sejumlah virus zombie dari lapisan tanah beku di Siberia. Salah satu virus yang dihidupkan ini memiliki usia hampir 50.000 tahun.

Dilansir dari ScienceAlert, eksperimen dari sejumlah peneliti ini sendiri dipublikasikan di jurnal bioRxiv dengan judul “An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost”. Penelitian ini dipimpin oleh Jean-Marie Alempic dari Universitas Aix Marseille.

Alempic mengatakan bahwa pada saat ini perlahan lapisan es di Siberia sudah mencair dan ini memungkinkan kembalinya berbagai virus yang terpendam di dalamnya. Hidup kembalinya virus ini mungkin bisa menyebabkan ancaman kesehatan bagi manusia, oleh karena itu penting untuk meneliti terlebih dahulu mengenai dampak-dampak potensial dari virus ini.

“Seperempat lapisan bumi utara tertutupi oleh lapisan beku yang permanen atau dikenal sebagai permafrost,” tulis peneliti.

“Karena ancaman iklim, permafrost yang mencair ini kemudian melepaskan senyawa organik yang sudah membeku selama jutaan tahun, yang sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana sehingga semakin meningkatkan efek rumah kaca,” sambungnya.

Virus amoeba berusia 48.500 tahun ini ini merupakan satu dari 13 virus yang sudah dihidupkan lagi. Sebanyak sembilan virus lain juga memiliki usia hingga sepuluh ribu tahun.

Virus-virus ini diaambil dari berbagai sumber seperti lapisan danau, pada kulit mammoth, atau organ dalam serigala Siberia yang semuanya terkubur di lapisan permafrost. Dengan menggunakan amoeba bersel tunggal, peneliti mengakui bahwa virus-virus ini ternyata masih potensial untuk menjadi patogen yang infeksius.

“Situasi bisa menjadi sangat berbahaya bagi tanaman, hewan, atau manusia jika ada penyakit yang disebabkan oleh virus kuno yang tak diketahui ini,” terang hasil penelitian tersebut.

“Oleh karena itu, penting untuk memikirkan adanya risiko bahwa partikel virus kuno ini tetap bisa menginfeksi dan kembali beredar dengan mencairnya lapisan permafrost kuno,” sambungnya.

Virus yang ditemukan oleh peneliti ini diberi nama sebagai Pandoravirus yedoma yang ditandai berdasar ukuran dan jenis permafrost di mana virus ini ditemukan. Peneliti juga memperkirakan masih banyak jenis virus lain yang mungkin mereka temukan.

(Source: Merdeka.com)

Leave a Reply