Megawati Minta Jokowi Tutup Tambang; Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo untuk menutup pertambangan. Permintaan itu disampaikan Megawati kala bertemu dengan Jokowi.
“Saya sampai bilang sama Pak Jokowi. Pak benarnya tambang kita ditutup saja dulu, enggak usah dibuka dulu, entar saja generasi ke berapa,” kata Megawati menceritakan permintaannya itu saat jadi pembicara di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) secara virtual, Rabu (1/6) kemarin.
Jokowi, kata Megawati, sempat menanyakan alasan permintaan menutup tambang itu. Megawati pun menjelaskan, maksudnya atasnya itu dan laut tidak diisap, melainkan diambil dengan baik.
“Itu sudah bisa memberi makan bukan hanya kita, makanya suka dibilang ekspor. Ikan kita segala jenis, lautan kita terbawa arus dingin arus laut. Belum tentu setiap negara seperti kita,” kata ketum PDIP itu.
Awal mula pembahasan itu, Megawati menyinggung soal adanya imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme. Dia melanjutkan, di luar negeri terdapat empat musim, terkadang kekurangan makan setiap tiga bulan karena musim salju.
“Kita mana ada. Biar hujan sederas apapun tetap ada yang bisa dimakan. Ikan kita melimpah,” tuturnya.
Pratikno Tepis Isu Hubungan Jokowi dan Megawati Renggang
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menepis jika hubungan Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri renggang. Dia memastikan hubungan keduanya baik-baik saja.
“Enggak, hubungan baik baik saja. Sangat baik baik saja. Tidak ada istilah memanas, tidak ada, sangat sangat sangat baik,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/6).
Dia juga memberi alasan mengapa Megawati tidak hadir secara langsung dalam upacara hari kebangkitan Pancasila di Ende, NTT. Kata dia, Megawati baru pulang dari luar negeri.
“Enggak hadir kan banyak faktor, beliau kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan, baik baik gak ada masalah,” ujarnya.
Pratikno memastikan tidak ada dalam masalah perpolitikan keduanya. Hubungan Presiden Jokowi dan Megawati jangan ‘digoreng’ menjadi isu liar.
“Ya kalau ketemu kan sering (Jokowi-Megawati). Jadi beliau bertemu kan sering, jadi nggak usah dibawa macam-macam,” tegasnya.
Dugaan Upaya Menjauhkan Jokowi dan Megawati
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto mengendus ada upaya menjauhkan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Namun, menurut Bambang, upaya ini sebenarnya sudah manuver lama. Bambang juga menolak membocorkan pihak-pihak yang melakukan upaya tersebut.
“Ada indikasi kuat hubungan antara Pak Jokowi dengan ibu mau dijauhkan, itu sudah terjadi sejak lama, ini pengulangan, ini replay lagi,” ujar politikus yang akrab disapa Bambang Pacul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).
Bambang menegaskan hubungan Megawati dan Jokowi tidak renggang. Dia mengungkapkan pesan Megawati kepada kader PDIP terkait Jokowi.
“Ini saya kasih bocoran kata-kata Ibu ketua Umum, gini ngomong di antara kader nih. Pak Jokowi itu dilahirkan oleh PDI Perjuangan, dari rahim PDI Perjuangan, dan dibidani oleh Bu Megawati Soekarnoputri ketua umum. Itu kata ibu,” kata Bambang.
Bahkan, Jokowi menganggap hubungan dengan Megawati seperti hubungan ibu dan anak.
“Pak Jokowi sendiri pernah ngomong sama saya, ‘saya sama ibu itu sama seperti anak dan orang tua’,” tegasnya.
Oleh karena itu, Bambang meyakini tidak ada hubungan Megawati dan Jokowi berjarak. Ia berani jamin tidak ada isu-isu keduanya berkonflik.
“One hundred percent saya jamin bahwa Pak Jokowi tak akan pernah bertabrakan dengan Bu Megawati,” pungkasnya.
Bambang pun yakin Megawati dan Jokowi pasti akan bertemu. Apalagi jika banyak yang menggoreng-goreng isu renggangnya Jokowi dengan Megawati. “Nanti ibu ketemu Pak Jokowi (isu renggang) selesai,” pungkasnya.
(Source: Merdeka.com)