You are currently viewing Pesawat Udara Tanpa Awak ScanEagle Skadron 700 Puspenerbal Beroperasi

Pesawat Udara Tanpa Awak ScanEagle Skadron 700 Puspenerbal Beroperasi

Pesawat Udara Tanpa Awak ScanEagle Skadron 700 Puspenerbal Beroperasi; Pesawat Udara Tanpa Awak ScanEagle disiapkan oleh Skadron 700 Puspenerbal untuk melaksanakan misi pengintaian udara dan memburu target musuh secara senyap dan tepat. Pesawat ini mampu melaksanakan fungsi ISR (Intelligent, Surveillance dan Reconnaissance). Komandan Skadron 700 Wing Udara 2 Puspenerbal Letkol Laut (P/W) Eni Ambarsari menyatakan pesawat ScanEagle juga untuk menjaga keamanan perbatasan, serta siap membantu dalam operasi kemanusian diantaranya: SAR, bencana alam, Perlindungan aset negara dan Kebakaran hutan.

Kelebihan Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) ScanEngle adalah tidak memerlukan landasan pendaratan. Pesawat ini diluncurkan dari peluncur portabel. “Dengan beroperasinya pesawat tanpa awak ScanEagle ini, maka alutsista TNI Angkatan Laut menjadi lebih kuat dan berkelas dunia, untuk menjaga kedaulatan darat, laut, dan udara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terhadap gangguan pihak asing”, ungkap Letkol Laut (P/W) Eni Ambarsari yang juga pilot wanita Puspenerbal TNI Angkatan Laut, ungkap laman IG Puspenerbal, 1 Desember 2021.

Karakteristik ScanEagle

UAV mini ScanEagle dikembangkan oleh Insitu dan Boeing. UAV ini telah menyelesaikan puluhan ribu jam terbang operasional tempur, termasuk operasi di Irak. Sistem ini dalam layanan operasional dengan Korps Marinir militer Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Darat Australia. UAV ini juga telah dikerahkan pada serangan amfibi dan kapal pendaratan US Navy.

ScanEagle memiliki jangkauan 1.500 km dengan daya tahan lebih dari 28 jam. Kendaraan udara ini dapat beroperasi pada kecepatan antara 80km/jam hingga 126km/jam dan memiliki kecepatan jelajah 90km/jam dalam penerbangan datar. Kendaraan mencapai tingkat maksimum pendakian 150m/menit ke ketinggian maksimum 4.880 meter. UAV ScanEagle membawa kamera elektro-optik dan/atau inframerah yang stabil pada sistem turret dengan inersia yang ringan, dan sistem komunikasi terintegrasi yang memiliki jangkauan lebih dari 100 km.

TNI AL Kini Diperkuat dengan Alutsista UAV ScanEagle

Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) telah menerima Alutsista berupa pesawat tanpa awak (UAV) Boeing Insitu ScanEagle sebanyak 14 unit. TNI Angkatan Laut (TNI AL) terus meningkatkan kekuatan udaranya dengan mempertajam kekuatan Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA). Peningkatan kekuatan udara ini juga ditujukan untuk armada pesawat udara sayap tetap (fixed wing) maupun dan rotary. Sebelumnya, pemerintah AS telah menawarkan untuk menyediakan UAV ScanEagle kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 2014, meskipun baru pada tahun 2020 lalu Pemerintah Indonesia setuju untuk menerima hibah tersebut.

Sebanyak 14 UAV ScanEagle, bersama dengan sistem terkait termasuk di antara yang dijadwalkan untuk ditransfer oleh Pemerintah AS sebagai hibah kepada Pemerintah Indonesia di bawah skema Pembiayaan Militer Asing (FMF) AS, ungkap AsiaPacificDefenseJournal.com. Paket itu diperkirakan menelan biaya sekitar US$28,3 juta, dan merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas yang lebih besar dari Pemerintah AS untuk memilih negara-negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam di bawah Program Inisiatif Keamanan Maritim Indo-Pasifik.

Hibah UAV pengawasan datang ketika negara-negara di kawasan itu menghadapi perambahan zona ekonomi eksklusif mereka oleh kapal-kapal pemerintah China, milisi maritim dan armada penangkap ikan. ScanEagle UAV memiliki muatan maksimum 5 kilogram yang terdiri dari kamera dan sensor, memiliki kecepatan jelajah 60 knot, dan ketinggian penerbangan 20.000 kaki. UAV ini dapat diluncurkan dan diambil dari darat atau dari kapal angkatan laut menggunakan peralatan peluncuran khusus.

(Source: jakartagreater.com)