PT PAL dan BNBP; PT PAL amankan kesinambungan pekerjaan di tengah pandemi covid-19. Pandemi Covid-19 mengakibatkan perlambatan ekonomi global. JP Morgan memprediksi ekonomi dunia akan minus 1,1% pada tahun 2020, sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal II tahun 2020 minus hingga 5,32 %. PT PAL Indonesia (Persero) sebagai pemain utama dalam pembangunan kapal dan produk maritim lainnya telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi dampak tersebut. berikut yang telah dirangkum Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;
“Kami menyadari bahwa situasi pandemi ini tidak dapat dihindari, pandemi Covid-19 merupakan tantangan global yang mempengaruhi jalannya global supply chain proyek-proyek PT PAL Indonesia (Persero). Namun kami tetap memastikan kontribusi kami terhadap ketahanan nasional melalui penyelesaian proyek-proyek strategis seperti Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AL,” terang Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh, Senin, (17/8/2020).
Dijelaskan, PT PAL Indonesia (Persero) saat ini sedang mengerjakan pembangunan Kapal BRS pertama TNI AL sekaligus telah mendapatkan kontrak pembangunan Kapal BRS kedua pada 16 Maret 2020 lalu. “Bagi kami keamanan dan keselamatan seluruh karyawan serta mitra kerja menjadi prioritas. Namun keberlangsungan dan keberlanjutan bisnis PT PAL Indonesia (Persero) merupakan kunci pada saat ini untuk tetap survive di masa pandemi. Situasi pandemi global merupakan tantangan yang sangat signifikan terhadap supply chain perusahaan.”tegasnya.
Selain fungsi asasi mendukung operasi militer, lanjut Budiman Saleh, Kapal BRS juga memiliki kapabilitas operasi non militer seperti humanitarian assistance, tanggap darurat bencana, dan lainnya. Saat ini TNI AL mengoperasikan kapal Landing Platform Dock (LPD) KRI Semarang-594 produksi PT PAL Indonesia (Persero), yang difungsikan sebagai kapal BRS pada masa pandemi Covid-19. KRI Semarang-594 telah menjalankan sejumlah misi kemanusiaan sesuai dengan fungsinya seperti penjemputan 188 WNI Anak Buah Kapal Pesiar World Dream yang selesai menjalani observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu menuju Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta pada 14 Maret 2020. Selain itu, KRI Semarang-594 pernah menjalani misi “penjemputan” konsentrat hand sanitizer sebanyak 2.100 liter bantuan Pemerintah Singapura pada 8 April 2020.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) memaparkan seluruh proyek saat ini dikerjakan secara normal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Kami juga melakukan kebijakan preventif seperti pembatasan kunjungan fisik eksternal, peniadaan kegiatan yang bersifat pengumpulan massa, serta peningkatan standar kebersihan lingkungan maupun personal.”ungkapnya. Proyek-proyek yang dikerjakan PT PAL Indonesia (Persero) memiliki multiplier effect ekonomi yang besar. Dalam proyek pembangunan Alutsista maupun non-Alutsista turut melibatkan pekerja (tier 1) serta perusahaan pemasok komponen dan bahan baku kapal (tier 2) dengan kurang lebih terdapat 3000 karyawan yang terdiri dari karyawan organik dan karyawan mitra kerja. Selain itu, dampak positif dan manfaat juga akan dirasakan oleh tier yang lebih luas seperti penyedia jasa indekos serta pelaku UMKM di sekitar perusahaan. Sehingga roda perekonomian dapat tetap berputar.
Dampak positif seperti multiplier effect ekonomi tidak akan tercapai seandainya pelaksanaan proyek berada di luar negeri. PT PAL Indonesia (Persero) mengapreasi kepercayaan yang selalu diberikan oleh Pemerintah, khususnya Kementerian Pertahanan dan TNI AL dalam pembangunan proyek-proyek Alutsista. Hal tersebut sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo ketika melaksanakan Kunjungan Kerja dan Rapat Terbatas Kebijakan Pengembangan Alutsista Dalam Negeri di PT PAL Indonesia (Persero) pada 27 Januari 2020 bahwa bagi Kementerian atau Lembaga seperti Kementerian Pertahanan, Polri, Ditjen Bea Cukai, dan lainnya jika membutuhkan kapal dapat memesan ke PT PAL Indonesia (Persero), sehingga ada kepastian produksi tidak hanya untuk 5 tahun ke depan, namun 15 tahun ke depan.
“Upaya PT PAL Indonesia (Persero) memastikan kesinambungan pekerjaan adalah bagian dari kontribusi nyata dalam kebijakan Komite Pemulihan Ekonomi Nasional, dan turut memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan rebound 6,6% di tahun 2021 seperti dilansir oleh Lembaga pemeringkat internasional Fitch.” pungkas Budiman Saleh.
BNPB Datangkan Heli Raksasa Chinook dan Blackhawk untuk Antisipasi Karhutla
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mendatangkan helikopter angkut berat Chinook CH-47 dan Blackhawk UH-60 untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhuta). Helikopter itu kabarnya disewa dari perusahaan di luar negeri, dan kabarnya ditempatkan di Pangkalan Udara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang. “Benar,” kata Egy Massadiah, staf ahli Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo kepada Tribunjogja.com, saat ditanya kebenaran informasi kedatangan dua heli itu, Jumat (14/8/2020). Egy Massadiah mengatakan, penjelasan resmi dan selengkapnya sedang disiapkan, dan akan disampaikan pimpinan BNPB. Terutama terkait kedatangan armada udara kelas berat itu di Indonesia, serta siapa perusahaan yang menyewakan, dan untuk berapa lama akan dioperasikan di Indonesia. Kabar keberangkatan dan kedatangan kedua helikopter besar itu beredar di media sosial, dan ramai jadi pembicaraan warganet.
Kedua tubuh helikopter ini sudah ditempeli logo BNPB. Achmad Taufik, seorang warganet di kolom komentar akun ini menginformasikan, seminggu lalu ia melihat pesawat kargo Antonov mendarat. “Sedang bongkar muat entah apa isinya, bentuk dan warnanya plek sama di foto itu,” tulisnya. Ia juga melihat beberapa heli Rusia terparkir di landasan AURI di seberang Bandara SMB Palembang. Dikutip dari Wikipedia.com, Chinook CH-47 adalah helikopter AS bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lift. Dengan kecepatan tertinggi 170 knot (196 mph, 315 km/h) helikopter itu lebih cepat daripada heli serang era 1960-an.
CH-47 adalah salah satu dari beberapa pesawat masa itu yang masih dioperasikan di berbagai medan. Lebih kurang ada 1.179 unit yang dimiliki berbagai negara di dunia. Peran utamanya untuk tugas militer, mobilisasi pasukan, artileri dan memasok perlengkapan medan perang. Helikopter ini memiliki pintu pemuatan yang lebar di bagian belakang pesawat dan tiga eksternal-kargo kait. Chinook ini dirancang dan awalnya diproduksi oleh Boeing Vertol di awal 1960-an. Helikopter ini sekarang diproduksi oleh Boeing Rotorcraft Systems. Chinooks telah dijual ke 16 negara. Angkatan Darat AS dan Royal Air Force Inggris menjadi pengguna terbesar.
Helikopter CH-47 adalah salah satu helikopter angkat terberat di barat. Sedangkan Blackhawk UH-60 juga jadi tulang punggung militer AS untuk tugas tempur. Untuk keperluan sipil, seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan, sejumlah instrumen standar militer di heli ini dicopot. Helikopter ini bisa dilengkapi tanki air untuk pemadaman berkapasitas 3.500 liter. Ada pompa pengisian cepat yang hanya butuh waktu 30 detik untuk mengisi kembali tangki.
(Source: rri.co.id, radarmiliter.com)