You are currently viewing Sambut Hari Bhayangkara

Sambut Hari Bhayangkara

Sambut Hari Bhayangkara; Kapolri Jenderal Idham Azis melepas pengiriman paket sembako untuk masyarakat kurang mampu. Pengiriman sembako itu menjadi rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-74. “Momentum rangkaian peringatan hari Bhayangkara ke-74 tahun ini sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya. 73 tahun kita laksanakan biasanya melalui upacara hari ini semua berbeda tapi tidak mengurangi rasa nikmat serta pengabdian kita yang dalam terhadap NKRI,” kata Kapolri dalam sambutannya di Lapangan Baharkam Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan, Jumat (26/6/2020). Sebanyak 60 ribu paket sembako akan dikirim langsung dari Mabes Polri, ditambah 575.055 paket sembako yang juga dibagikan oleh jajaran Polda dan Polres di seluruh wilayah.

Polri juga menggelar rapid test yang diikuti 7.380 orang dan donor darah yang diikuti 13 orang. 13 ribu hand sanitizer serta uang senilai Rp 296 juta ikut dibagikan. “Itu bertujuan untuk meringankan beban sebagian saudara-saudara kita yang tidak mampu di seluruh Indonesia. Saya berharap mulai dari diri saya sampai 474.000 anggota Polri di seluruh Indonesia bisa memberikan bukti yang tulus terhadap kegiatan ini,” ujarnya. Puncak peringatan HUT Bhayangkara tahun ini dilakukan pada 1 Juli nanti. Presiden Joko Widodo dijadwalkan memimpin langsung upacara virtual dari Istana Kepresidenan. Upacara virtual itu akan disiarkan di Mabes Polri dan seluruh Polda. Seluruh kegiatan HUT Bhayangkara tahun ini dilakukan dengan protokol kesehatan di tengah wabah Corona.

Dibawah ini beberapa kegiatan POLRI dalam menyambut HUT Bhayangkara yang telah di rangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Big Size);

Jelang HUT Bhayangkara, Korpolairud Polri Bagikan Sembako ke Nelayan

Korps Kepolisian dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri membagikan 2.000 paket sembako ke nelayan di pesisir utara Jakarta. Kakor Polairud, Irjen Lottaria Latif mengatakan kegiatan bakti sosial ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Kapolri Jenderal Idham Azis dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-74. “Kami memberikan bantuan sosial berupa sembako, dalam kegiatan bakti sosial di masyarakat ini khususnya di perairan Kegiatan ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia,” ujar Latif dalam keterangan tertulis, Minggu (28/6/2020). Paket sembako dibagikan di Muara Kalibaru, Pantai Kalibaru, dan TPI Cilincing, Jakarta Utara dengan menggandeng TNI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Perhubungan Laut.

Latif berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi nelayan yang terdampak pandemi. Menurutnya, nelayan menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak dan paket sembako ini diharapkan bisa membantu keluarga mereka di rumah. “Sesuai tema dari HUT Bhayangkara 74 tahun ini kamtibmas kondusif masyarakat terus bisa rutinitas secara Rutin. Kemudian meningkatkan mata pencaharian nya, sehingga situasi kamtibmas tetap kondusif, dan tugas tugas keamanan sesuai yang diharapkan,” paparnya. “Kami memberikan bantuan kepada nelayan ini karena banyak beraktivitas di laut, yang jarang kembali berhari-hari, kita bisa berikan bantuan ini kepada mereka untuk membantu yang di rumah. Supaya mereka dapat melaut dengan tenang. Paling tidak dengan situasi pandemi COVID-19 ini dan mereka bisa tetap melaksanakan kegiatannya tanpa terpikirkan ekonomi di rumah atau meringankan beban mereka,” pungkasnya.

Sambut Hari Bhayangkara

HUT Bhayangkara ke-74, Kapolri Ziarah ke TMP Kalibata

Kapolri Jenderal Idham Azis memimpin jalannya upacara ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Upacara ini bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur. Senin (29/6/2020) pukul 08.00 Kapolri Idham Azis bertindak sebagai inspektur upacara. Upacara berjalan khidmat. Dalam rangkaian upacara, dilakukan mengheningkan cipta dan memanjatkan doa. Kemudian, Kapolri Idham langsung menaruh karangan bunga di monumen. Setelah itu, Idham kemudian melakukan ziarah dan tabur bunga. Dalam hal ini, Kapolri Idham turut didampingi Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan pejabat utama Mabes Polri.

Kapolri Idham juga melakukan ziarah dan tabur bunga ke beberapa mantan Kapolri yang telah gugur. Mereka diantaranya mantan Kapolri Jenderal Kunarto, mantan Kapolri Jenderal Dibyo Widodo dan mantan Kapolri Awaloedin Djamin. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan acara tabur bunga dilakukan di makam 7 mantan Kapolri dan 40 makam pahlawan lainnya. Dari jumlah 40 itu terdiri dari 14 bintang tiga, 10 bintang dua dan satu serta 6 Kombes.

“Jadi ada 7 mantan Kapolri yang kita tabur bunga tersebut, kemudian juga dari hari ini juga ada 40-an makam pahlawan yang kita tabur bunga yaitu ada 14 bintang 3 dan juga ada 10 bintang 2 dan 10 bintang 1 dan ada 6 Kombes,” ujar Argo di lokasi.

Sambut Hari Bhayangkara

Dalam acara ini, nampak hadir Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, kemudian ada Kepala Logistik Polri Irjen Ahmad Dofiri. Turut hadir juga Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana. Peserta upacara terdiri dari polisi yang berdinas di Mabes Polri, siswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), dan PNS Polri. Usai memberikan tabur bunga, Kapolri Idham beserta jajarannya langsung meninggalkan lokasi.

Sejarah Hari Bhayangkara

Tanggal 1 Juli bangsa Indonesia khususnya Kepolisian Republik Indonesia memperingati Hari Bhayangkara yang merupakan hari lahirnya POLRI.  Lahir, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain.

Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun, sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka. Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang. Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini. Bibit awal mula terbentuknya kepolisian sudah ada pada zaman Kerajaan Majapahit. Pada saat itu patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan saka bhayangkara yang bertugas melindungi raja dan kerajaan. Maka dari itu hingga saai ini sosok Gajah Mada merupakan simbol Kepolisian RI dan sebagai penghormatan, Polri membangun patung Gajah Mada di depan Kantor Mabes Polri dan nama Bhayangkara dijadikan sebagai nama pasukan Kepolisian.

Sambut Hari Bhayangkara

Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka. Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal (Jaksa agung). Pada masa Hindia Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan) , stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan lain-lain. Sejalan dengan administrasi negara waktu itu, pada kepolisian juga diterapkan pembedaan jabatan bagi bangsa Belanda dan pribumi. Pada dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.

Pada masa ini Jepang membagi wiliyah kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin. Tiap-tiap kantor polisi di daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut sidookaan yang dalam praktik lebih berkuasa dari kepala polisi.

(Source: News.detik.com, Wikipedia.com)