Dislitbangad Uji Fungsi Litbanghan Prototipe I Laser Warning System Untuk Ranpur Tank Scorpion; Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Kadislitbangad) Brigjen TNI Terry Tresna Purnama, S.I.Kom.,M.M., mengatakan bahwa Dislitbangad dalam melaksanakan Uji Fungsi tersebut sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dislitbangad yaitu menyelenggarakan fungsi Litbang Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Di mana dalam pembinaan fungsi tersebut menyelenggarakan kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pembinaan organisasi, sarana prasarana, profesi Litbang, peranti lunak (peraturan dan petunjuk) Litbang, penataran dan pelatihan terkait dengan Litbang TNI AD.
Disampaikan lebih lanjut oleh Kadislitbangad, kegiatan Uji Fungsi Prototipe I Laser Warning System (LWS) untuk ranpur Tank Scorpion TA 2021merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi Uji Statis di antaranya pengukuran dimensi alat LWS yang terdiri dari panjang, lebar, tinggi dan berat serta jumlah komponen perangkat lunak. Sedangkan untuk Uji Dinamis di antaranya uji kemampuan dan kelancaran kerja. Latar belakang penelitian LWS adalah teknologi laser yang saat ini semakin banyak digunakan dalam aplikasi militer, khususnya dalam teknologi pertempuran. Seiring berkembangnya teknologi laser, maka semakin tinggi pula perkembangan alat pendeteksi laser.
” Adapun sistem laser yang umum digelar di lapangan adalah Laser Warning System atau LWS. LWS yang dimiliki TNI AD saat ini masih sangat terbatas, sedangkan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) membutuhkan alat LWS yang cukup banyak untuk melengkapi ranpur-ranpur yang dimiliki dalam mendeteksi bidikan laser musuh, ” ujar Kadislitbangad.
Selanjutnya Kadislitbangad menambahkan, bahwa dengan pembuatan LWS ini diharapkan memberikan solusi untuk aplikasi LWS di ranpur Tank Scorpion yang dimiliki Pussenkav melalui Litbanghan, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. Dislitbangad selaku satuan yang melaksanakan Fungsi Litbang di jajaran TNI AD bekerja sama dengan PT. Respati Solusi Rekatama selaku industri bidang pertahanan melakukan kegiatan litbang berupa Prototipe I Laser Warning System untuk ranpur Tank Scorpion. Kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak di antaranya manfaat bagi personel Litbang sebagai insan peneliti dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bidang teknologi pendeteksi laser, sedangkan bagi PT. Respati Solusi Rekatama diharapkan dapat meningkatkan kemampuan produksi LWS dalam negeri guna mendukung kesiapan Alut/Alutsista untuk kepentingan TNI AD serta pemberdayaan Industri Pertahanan Nasional. Dari Uji Fungsi kali ini akan diadakan evaluasi terhadap kemampuan alat LWS dan apabila berhasil dengan baik, ke depan dapat dikembangkan Prototipe II untuk mendukung kelengkapan alutsista di masa yang akan datang.
” Saya mengharapkan masukkan dan saran untuk kesempurnaan Uji Fungsi Prototipe I Laser Warning System untuk ranpur Tank Scorpion yang sama-sama kita laksanakan pada hari ini demi suksesnya Prototipe I Laser Warning System untuk ranpur Tank Scorpion agar dapat digunakan prajurit kita di masa depan, “pungkasnya.
Hadir saat Uji Fungsi di antaranya Danpussenkav Kodiklatad, Danpusdikkav Pussenkav Kodiklatad, Dirbinlitbang Pussenkav Kodiklatad, Paban III/ Litbangasro Srenaad, Paban IV/Binssisops Sopsad, Sesdislitbangad, Kasubdisbinfung, Kasubdismat, Kasubdisiptek, Kaliti, Pa Ahli Matum, Kalab, Peneliti Utama Insani dan Organisasi Sistem Metoda, para Kabag Dislitbangad, Direktur dan Staf PT. Respati Solusi Rekatama selaku mitra kerja.
Tank ARISGRATOR, Semakin Perkuat Alutsista TNI AD
Satu lagi, alutsista baru memperkuat jajaran TNI AD. Tank angkut pasukan amfibi Arisgator mendarat di tanah air. Kata ‘mendarat’ disini memang seperti kenyataannya. Pasalnya Tank modifikasi M113 ini diangkut bukan melalui jalur laut, melainkan melalui kargo udara Singapore Airlines. Total ada 5 unit Arisgator yang tiba lebih awal.
Sekedar mengingatkan, Arisgator adalah modifikasi yang ditawarkan sebuah perusahaan Italia bernama ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali). Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air. Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet. Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator.
Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut. Untuk sistem propulsi di dalam air, 2 buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air. Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.
Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan. Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalyon San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.
Dilihat dari perkembangannya, tidak banyak kendaraan berkemampuan amfibi yang dapat dioperasikan di laut terbuka dalam operasi pendaratan pantai. Salah satu diantaranya adalah Arisgator buatan Italia tersebut yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari M113 yang banyak dimiliki oleh angkatan darat dan marinir Italia.
Dalam ulasannya Jane’s (16/Okt/09) menyebutkan bahwa perusahaan Italia ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali)telah mengembangkan perangkat khusus untuk meningkatkan kemampuan amfibi kendaraan lapis baja pengangkut personil (APC) M113. Prototipe pertama dari kendaraan ini, yang disebut Arisgator selesai pada tahun 1997.
Arisgator akhirnya dapat sepenuhnya memenuhi syarat oleh Departemen Pertahanan Italia dan RINA (Otoritas Sertifikasi Angkatan Laut Italia) untuk operasi di laut dan pada pertengahan 2006 Arisgator sudah dipakai oleh Batalyon San Marco dari Resimen Pendarat Angkatan Laut Italia.
Pengembangan
M113 APC (buatan BAE Systems standar/US Combat Systems) seri standar sudah berkemampuan amfibi. Propellernya mampu mendorong kendaraan di air dengan kecepatan maksimum 5,8 km/jam, cukup untuk operasi di air dengan arus yang tenang. M113 tidak dirancang untuk beroperasi di sungai yang arusnya deras ataupun diluncurkan dari kapal pendarat di lepas pantai. Untuk meningkatkan kemampuan amfibi dari M113, perangkat khusus telah dikembangkan oleh ARIS yang memungkinkan kendaraan untuk beroperasi dengan aman pada operasi pendaratan dari kapal ke pantai serta di sungai.
Perangkat tersebut beratnya antara 1.350-1.700 kg termasuk haluan, atap, dan buritan, yang semuanya terbuat dari light alloyseperti pada bodi M113 aslinya. Kubah komandan di atap dan lubang palka persegi untuk pasukan di belakang tetap dipertahankan, demikian juga terhadap pintu belakang. Perubahan yang dilakukan juga membuat M113 kedap air keseluruhannya.
Kemampuan
Arisgator aman digunakan di laut terbuka, bahkan dalam kondisi yang cukup berat. Yang tidak kalah pentingnya kendaraan ini juga mempunyai kemampuan di darat yang sama dengan kendaraan aslinya yaitu M113. Kemampuan bermanuver sangat mudah dalam pengendaraan, juga dapat berputar di sekitar sumbu vertikal, menunjukkan profil yang rendah di atas air, dapat dengan mudah diluncurkan, balik kembali dan disimpan oleh kapal LPD. Kendaraan dapat beroperasi dalam misi khusus yang berdiri sendiri atau pendukung kendaraan amfibi lainnya.
Untuk penggunaan di darat, Arisgator mampu dipacu hingga 60km/h dan menempuh jarak > 500km. Fungsi lainnya tidak jauh berbeda dengan M113 sehingga Arisgator tidak hanya berfungsi sebagai kendaraan pendarat saja namun dapat melakukan penetrasi jauh dari pantai. Sesuai dengan kendaraan aslinya, berbagai macam aksesoris khusus baik dalam bidang persenjataan dan perlindungan serta semua peralatan di dalam kendaraan yang ada di pasaran dapat dipasang pada Arisgator. Kendaraan standar mempunyai turret untuk 12,7 HMG atau 40 mm AGL dengan remote control, ballistic computer, dan peralatan sensor lainnya (video-camera, night vision system, laser range-finder, dll.) Proteksi kendaraan mampu menahan tembakan 7,62 mm AP (armour piercing) pada jarak lurus 30 m.
Perbedaan Arisgator dan AAV7
Arisgator adalah solusi yang menawarkan efektivitas biaya dengan rasio tinggi untuk angkatan bersenjata yang membutuhkan kendaraan pendarat amfibi dengan kemampuan tinggi dalam bermanuver, cocok untuk penggunaan khusus dengan biaya perawatan yang rendah. Perkiraan biayanya adalah seperlima dari AAV7 namun setara dalam hal penggunaan.
Untuk mempercepat laju di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan maksimum 6 knot (11 km per jam) di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen yang membuat Arisgator dapat berbelok saat bermanuver di permukaan air. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113 versi standar.
Merujuk sejarahnya, prototipe perdana Arisgator dirampungkan pada tahun 1997 dan dua tahun kemuduan Kementerian Pertahanan Italia resmi mengorder Arisgator. Sebagai basis modifikasi diambil dari stok M113 milik AD Italia. Diantara satuan yang mengoperasikan Arisgator adalah Batalyon Marinir San Marco Italia yang resmi menggunakan ranpur ini pada pertengahan 2006. Setelah masuk kedinasan militer Italia, ranpur ini diberi nama resmi VAL (Light Amphibious Vehicle). Meski sudah berwujud sangar, namun untuk urusan bekal senjata masih terasa garing, seperti M113 Arisgator Italia sebatas dibekali kubah semi terbuka untuk (Senapan Mesin Berat) Browning M2HB 12,7 mm atau pelontar granat AGL 40 mm.
Arisgator untuk Indonesia
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis. Ranpur M-113 dari Italia, yang kemudian diperbarui di Belgia, tampaknya akan menjadi tulang punggung Infantri Mekanis TNI AD di masa depan. Karena itulah kebutuhan atas ranpur ini pun terus bertambah. Selain itu, seperti terlihat dalam Latancab TNI AD 2017, M-113 membuktikan mampu bergerak cepat mengimbangi Leopard di segala medan. Kabin yang cukup lapang dan olah gerak inilah yang membuat banyak prajurit infantri jatuh cinta. Sehingga tidak heran jika sejumlah ranpur yang dioperasikan Yonif Mekanis TNI AD tersebut dibeli melalui dana APBN.
(Source: bisnismetro.id)