PT Len Industri dan Thales Upgrade Light Frigate KRI Usman Harun; Kapal perang KRI Usman Harun (359) sudah berusia lebih dari 15 tahun akan diperbaharui sistem tempurnya (combat system) oleh PT Len Industri, untuk meningkatkan kemampuan operasi kapal milik TNI AL Ini. KRI Usman Harun (359) masih dalam kondisi sangat baik, namun combat system-ya sudah usang dan harus diupgrade. Combat system merupakan “perangkat otak” dari sebuah kapal perang. Keselarasan fungsi dan kendali antara sistem sensor dan sistem senjata di kapal perang merupakan kunci keberhasilan operasi kapal perang. Peran sentral inilah yang diemban oleh combat system.
Kementerian Pertahanan Indonesia mempercayakan kepada PT Len Industri (Persero) yang berkerja sama dengan Thales, untuk melakukan modernisasi Multi Role Light Frigate (MRLF) Bung Tomo Class, KRI Usman Harun (359), ungkap laman PT Len Industri, 29 November 2021. Penandatanganan kontrak antara Len Industri dan Thales telah dilakukan pada 10 Maret 2020 kemarin.
Dalam modernisasi MLM (Mid Life Modernization) ini, PT Len Industri dan Thales akan memasang Combat Management System, radar pengawasan udara dan permukaan, radar kendali, sistem kontrol penembakan elektro-optik (eo), hingga tactical multi-purpose R-ESM system. “PT Len memiliki tujuan untuk selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keunggulan TNI dalam menjaga kedaulatan Negara. Program kerja sama modernisasi ini akan memberikan kontribusi besar pada kemandirian industri pertahanan Indonesia”, ungkap Direktur Bisnis dan kerja sama PT Len Industri, Wahyu Sofiadi.
Tanpa harus membangun kapal perang dari awal, setelah proses modernisasi maka kecanggihan KRI Usman-Harun akan selevel dengan kapal Frigat kelas Martadinata yang baru. Modernisasi ini juga dapat memperpanjang usia operasi kapal perang KRI Usman Harun serta meningkatkan kemampuan TNI AL dengan pengeluaran biaya yang lebih efektif.
“Dalam pekerjaan ini PT Len sebagai main contractor-nya. Karena pengalaman PT Len sebagai mission system integration lebih cocok ketimbang Thales atau principal lain yang fokus hanya sebagai sub-system integrator (combat system, navigation system, communication system),” ujar Direktur Bisnis dan kerja sama PT Len Industri.
PT Len akan menjadi owner atas semua detail teknis KRI Usman Harun setelah modernisasi. Hal ini akan memudahkan jika ke depannya dilakukan pembaruan teknologi, dalam arti PT Len bisa melakukan integrasi teknologi baru tanpa harus melakukan kontrak dengan principal lain. Hal ini akan memberikan efisiensi waktu dan biaya untuk TNI AL. “PT Len juga akan memasang produknya sendiri, yaitu Tactical Data Link, dan Integrated Communicatin System serta melibatkan perusahaan lokal galangan kapal dan perbaikan meriam,” ujar Wahyu Sofiadi.
Pada akhir tahun 2021 ini diharapkan dapat diselesaikan semua pekerjaan engineering yang meliputi: desain moderenisasi combat system, sistem navigasi, sistem komunikasi dan desain moderenisasi platform kapal. Adapun modernisasi berupa kegiatan di kapal KRI Usman Harus, akan dimulai tahun 2022.
Kapal perang KRI Usman Harun (359) pertama kali diluncurkan pada Juni 2001. Kapal ini dibangun oleh BAE Systems Marine untuk Angkatan Laut Brunei Darussalam dengan nama KDB Bendahara Sakam. Akan tetapi, kapal ini ditolak oleh pelanggan karena masalah sengketa kontrak. Pada November 2012, KDB Bendahara Sakam dibeli oleh TNI Angkatan Laut dan berganti nama menjadi KRI Usman Harun. Kapal perang ini kemudian didatangkan ke Indonesia pada pertengahan bulan September 2014. KRI Usman Harun memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Kapal light frigate ini ditenagai oleh mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, syang menghasilkan kecepatan 30 knot.
(Source: jakartagreater.com)