Renegosiasi Project KF-X; Indonesia-Korsel Lanjutkan Kerja Sama KFX/IFX dan Kapal Selam. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Laksdya TNI Agus Setiadji, S.I.P., M.A., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia Kim Chang-beom, pada Rabu 31-7-2019 di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, dirilis situs Kemhan RI, Rabu 31-7-2019. Dalam kunjungan ini, kedua pihak sepakat dan mengungkapkan memiliki komitmen yang sama untuk terus melanjutkan dan meningkatkan kerja sama di bidang industri pertahanan khususnya dalam kerja sama pembangunan kapal selam dan pesawat tempur KFX/IFX. Berikut yang telah dirangkum Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;
Sekjen Kemhan RI mengatakan hubungan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan adalah hubungan yang jangka panjang, sehingga kerja sama di bidang pertahanan khususnya kerja sama industri dan teknologi pertahanan harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Beberapa peralatan Alutsista buatan Korsel juga sudah digunakan oleh TNI diantaranya adalah Panser Tarantula, Meriam 105 dan 155, Kapal Selam dan Pesawat KT-1B Wong Bee dan Pesawat Golden Eagle. Untuk itu, dengan cukup banyaknya peralatan yang digunakan oleh Indonesia dari Korsel diharapkan Korsel juga dapat membeli banyak lagi membeli pesawat CN-295 buatan industri pertahanan Indonesia.
Berkaitan dengan program kerja sama pesawat tempur KFX/IFX yang meskipun saat ini dalam proses renegosisi, Indonesia ingin dan memiliki tekad serta semangat yang kuat untuk terus melanjutkan kerja sama tersebut dalam rangka tercapainya kemandirian pembuatan pesawat tempur. “Kerjasama KFX/IFX merupakan progran kerja sama Goverment to Goverment antara Indonesia dan Korsel dalam rangka kemandirian pembuatan pesawat tempur di kedua negara”, tambah Sekjen Kemhan RI.
Kerja Sama Kapal Selam
Sedangkan kerja sama dalam pembangunan kapal selam, kedua negara juga telah sepakat akan dilanjutkan pada phase ke 2 yakni untuk pembangunan kapal selam ke 4, 5 dan 6 yang akan dibangun di PT PAL Surabaya. Sementara itu, Dubes Korea Selatan untuk Indonesia dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Kemhan RI khususnya kepada Sekjen Kemhan RI yang telah memberikan dukungan besar bagi peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara. “Terima kasih atas penyampaian Sekjen Kemhan RI yang menunjukan niat dan semangat tekad untuk memajukan dan melanjutkan kerjasama dengan Korea Selatan, karena kedua negara memiliki kemitraan startegis khusus”, ungkap Dubes Korea Selatan. Dubes Korea Selatan mengungkapkan, bahwa Korea Selatan akan memberikan dukungan yang semaksial mungkin kepada Indonesia sehingga dapat mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan.
Kelanjutan Kerjasama dan Renegosiasi Proyek
Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan kesepakatan baru untuk proyek jet tempur bersama, yang mengalami hambatan menyusul keterlambatan Indonesia dalam membayar ratusan juta dolar. Sekitar 10 pejabat dari Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dan Korean Aerospace Industries (KAI) – pembuat pesawat KF-X – berangkat ke Jakarta, Selasa, untuk bertemu pejabat Indonesia pada hari Rabu dan Kamis, ungkap kedua organisasi tersebut. Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia.
Sementara kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Ini juga merupakan pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu. Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan, mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan negaranya.
Selama pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diharapkan untuk meninjau kondisi proyek pembangunan bersama untuk mencapai kesepakatan, karena Indonesia menginginkan pengurangan berapa banyak yang dijanjikan untuk membayar pemerintah Korea Selatan. Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won (US$ 1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20 persen dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi hanya membayar sekitar 220 miliar won, dan berhenti membayar pada akhir 2017, dikarenakan situasi keuangan negara yang memburuk.
Sementara pembayaran seharusnya sudah selesai pada tahun 2026, tunggakannya terhitung mencapai sekitar 500 miliar won. Menurut pejabat industri, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai. Pejabat industri mengatakan Indonesia juga ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia – permintaan agar Korea Selatan tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, dimana pabrikan akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara Korea Selatan. Pabrikan dirgantara Korea Aerospace Industries telah meluncurkan perakitan terakhir dari prototipe pesawat tempur KF-X pada awal September 2020. Proses perakitan akhir dari pesawat tempur, di mana rangka dan badan pesawat, perangkat elektronik, radar, dan berbagai subsistem lainnya akan dipasang, hingga pesawat tersebut akan segera diluncurkan secara resmi pada April 2021.
Prototipe KF-X sedang dalam pembangunan dan diharapkan selesai dirakit sepenuhnya pada pertengahan tahun 2021. KF-X diharapkan akan melakukan uji terbang pertama pada 2022, dengan produksi bertahap dijadwalkan dimulai pada tahun 2026. Korea Selatan mengharapkan untuk bisa mendapatkan 120 pesawat tempur KF-X pada tahun 2032. Sebanyak 6 prototipe akan dibangun untuk menjalani pengujian hingga model produksi KF-X mulai beroperasi pada tahun 2026.
(Source: jakartagreater.com)