You are currently viewing Fungsi Plasma Darah
-

Fungsi Plasma Darah

Fungsi Plasma Darah; tawa Wijayanto Samirin terdengar lepas. Semangatnya kembali menggebu. Semenjak sembuh dari infeksi berat virus corona, hidupnya kembali ceria. Rasa syukur tak henti terucap dari mulutnya. Kebahagiaan itu tidak dipendam sendiri. Dia ingin banyak pasien Covid-19 yang nasibnya serupa bisa kembali bahagia. Pilihan menjadi Pendonor plasma darah pun dilakukan. Mantan wakil rektor Universitas Paramadina itu mulai mencari informasi. Berbagai kerabat dihubungi untuk memastikan di mana lokasi rumah sakit memiliki alat donor plasma darah. Seorang rekan memberikan kabar baik. Dia diarahkan untuk menyambangi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dan menghubungi seorang dokter bernama Jenny.

Berikut yang telah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang) dibawah ini;

Tidak butuh waktu lama, Wijayanto memberi kabar kepada sang dokter. Sambutan begitu hangat ketika Dokter Jenny berbicara di ujung telepon. Waktu pun diatur. Pada Senin, 31 Desember 2020, lalu akhirnya mereka bertemu untuk melakukan donor plasma. “Hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukan donor plasma darah,” ujar Wijayanto kepada merdeka.com, Selasa kemarin. Terapi plasma darah alias Convalescent plasma sudah banyak diterapkan banyak negara untuk membantu menyembuhkan pasien corona. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio sempat menjelaskan bahwa plasma darah itu bersifat imunisasi pasif memberikan antibodi dari luar.

Pengobatan plasma darah sebenarnya hanya ditujukan untuk pasien yang sedang kritis akibat virus Covid-19. Sehingga cara tersebut tidak bisa dipakai untuk pengobatan massal. Salah satunya dikarenakan keterbatasan jumlah sampel donor darah yang tersedia. Wijayanto merasa beruntung menjadi salah satu bekas pasien Covid-19 dan sudah menjadi pendonor alias survivor plasma darah. Dari penjelasan Dokter Jenny, kata dia, hanya orang yang pernah mengalami terinfeksi berat corona bisa didonorkan imun tubuhnya. Kondisi ini disebabkan kemampuan imun tubuhnya sedang meningkat sehingga berhasil terbebas dari cengkeraman virus.

Pengalaman menjalani donor plasma darah, terasa nikmat bagi Wijayanto. Hanya butuh waktu 45 menit untuk mendapatkan 600cc imun tubuhnya. Jumlah itu paling ideal dengan berat tubuhnya yang mencapai 90 Kg. Alat dipakai tidak jauh berbeda dengan donor darah biasa. Bedanya darah disedot dan dimasukkan ke dalam alat bernama Apheresis. Dari alat itu, darah seperti disaring dan hanya diambil imun saja. Kemudian alat tersebut mengembalikan lagi darah ke tubuh. Semua berlangsung tanpa rasa sakit. “Seperti kita sedang donor darah. Bedanya ini tubuh kita tidak merasa lemas, karena hanya imun saja yang diambil,” Wijayanto mengungkapkan.

Sebelum melakukan donor plasma darah, ada serangkaian tahapan harus dilalui. Bapak satu anak ini sempat diambil darah untuk memastikan bahwa kondisinya benar-benar sehat. Selain itu usia dan bobot tubuh juga memengaruhi ukuran pengambilan plasma darah. Memang secara umum ada beberapa syarat khusus untuk seseorang ingin melakukan donor plasma darah. Paling utama, usia pendonor minimal 18 tahun dan paling tua 60 tahun. Selanjutnya memiliki berat badan minimal 55 kilogram ke atas. Terakhir dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Belakangan berbagai daerah gencar melakukan donor plasma darah untuk membantu pasien Covid-19. Upaya ini terus dilakukan lantaran masih minimnya animo masyarakat khususnya bagi penyintas Covid-19. Beragam alasan. Mulai dari trauma terinfeksi kembali virus corona, hingga stigma buruk yang masih melekat dari lingkungan. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan. Apalagi beberapa wilayah mulai kehabisan stok plasma darah. Seperti dirasakan Palang Merah Indonesia Surabaya dan Malang. Kondisi ini tentu menjadi dorongan agar semakin banyak para penyintas Covid-19 hadir sebagai survivor plasma darah.

Alasan Menjadi Pendonor Plasma Darah

Pilihan Wijayanto sebagai survivor plasma darah bukan sekedar ikut-ikutan. Banyak cerita melatarbelakangi keinginannya. Terutama untuk membalas budi kepada banyak rekannya yang begitu perhatian dan dukungan ketika dirinya terbaring di rumah sakit. Selama setengah sebulan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Siloam, Mampang, Jakarta, pada Agustus lalu, keadaannya sempat di ambang hidup dan mati. Kala itu Wijayanto sampai sulit bernapas. Dada terasa sesak. Ditambah hasil tes usap juga menunjukkan bahwa istrinya juga positif. Beruntung putrinya dinyatakan negatif Covid-19.

Keganasan virus corona mulai mengancam nyawa mantan wakil rektor Universitas Paramadina tersebut. Tiga hari menjalani perawatan, kondisi paru-paru mengalami kerusakan 30 persen. Padahal ketika hari pertama masih normal. Beruntung dia mampu bertahan dan hampir dilarikan ke ruang ICU. Beragam dukungan begitu deras diterima. Mulai dari doa hingga bantuan berupa pasokan obat Avigan dan Gammaraas yang kala itu tengah sulit di dapat. Semua bentuk perhatian itu memacu tubuhnya untuk bangkit dan optimis sembuh.

Perlahan kondisinya membaik. Rumah sakit memperbolehkan untuk kembali ke rumah. Tetapi dia tidak diizinkan segera beraktivitas. Wijayanto pun melakukan isolasi mandiri selama 18 hari. Setelah benar-benar fit, semua kegiatan kembali dilakukan. Tubuhnya terasa lebih enakan. Kesembuhannya kini tentu menjadi nikmat yang harus dibagi. Hasil diskusi dengan Dokter Jenny, menyebut bahwa imun tubuhnya sedang dalam kondisi prima. Tentu momen ini sayang jika dibiarkan terlalu lama. Wijayanto baru tahu ternayata ada waktu kedaluwarsa imun. Biasanya 3-6 bulan. Kemudian secara alami imun tersebut berganti.

Menjadi survivor plasma darah membuat rasa syukurnya semakin dalam. Kesempatan ini tentu bisa menjadi harapan bagi banyak orang. Memang tidak tahu kepada siapa hasil donor plasma dari tubuhnya akan diberikan. “Malah justru tidak kenal semakin bagus, kita akan semakin ikhlas,” ucap Wijayanto mengungkapkan.

6 Fungsi Plasma Darah bagi Tubuh, Komponen Penting dalam Metabolisme

Selama ini, kita mengetahui bahwa darah mengalir ke seluruh tubuh untuk menunjang fungsi tubuh. Dalam darah sendiri, terdapat plasma darah yang tugasnya juga tak kalah penting untuk membantu menjaga kesehatan tubuh. Plasma darah merupakan salah satu dari empat komponen yang ada di dalam darah, bersama dengan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Plasma membentuk sekitar 55 persen dari darah Anda. Bagian ini menjalankan beberapa fungsi utama dalam tubuh, termasuk untuk mengangkut produk limbah.

Plasma terdiri dari 92 persen air. Air ini yang membantu mengisi pembuluh darah, yang membuat darah dan nutrisi lainnya terus bergerak melalui jantung. Sedangkan 8 persen sisanya terdiri dari beberapa bahan utama, antara lain protein, immunoglobulin, dan elektrolit. Untuk mengetahui lebih dalam tentang fungsi plasma darah, berikut kami sajikan beberapa fungsi plasma darah yang dilansir dari Liputan6 dan Healthline.

Penyalur Nutrisi

Fungsi plasma darah yang pertama untuk mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh. Saat makanan dicerna di perut dan usus, makanan akan dipecah menjadi komponen-komponen, seperti asam amino, lipid (lemak), gula (glukosa) dan asam lemak. Nutrisi ini kemudian didistribusikan ke sel-sel di seluruh tubuh, di mana mereka digunakan untuk menjaga fungsi dan pertumbuhan yang sehat. Plasma darah berfungsi membawa protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel berbeda di dalam tubuh.

Mengangkut Limbah

Fungsi plasma darah yang kedua adalah mengangkut limbah metabolisme. Limbah ini dapat berupa asam urat, kreatinin dan garam ammonium Limbah ini akan diangkut dari sel-sel tubuh ke ginjal. Limbah dari plasma darah ini kemudian akan disaring di ginjal dan mengeluarkannya dari tubuh melalui urin. Proses tersebut akan menciptakan sistem tubuh yang sehat dan seimbang.

Mengatur Volume Darah

Fungsi plasma darah yang ketiga adalah mengatur keseimbangan volume darah. Menurut Science Encyclopedia, sekitar 7 persen dari plasma darah adalah protein. Albumin merupakan jenis protein dengan konsentrasi tertinggi yang ada di dalam plasma. Konsentrasi albumin yang tinggi ini penting untuk menjaga tekanan osmotik darah. Albumin juga terdapat di dalam cairan yang mengelilingi sel, yang dikenal sebagai cairan interstitial. Konsentrasi albumin dalam cairan ini lebih rendah daripada yang ada di dalam plasma darah. Karena itu, air tidak dapat bergerak dari cairan interstitial ke dalam darah. Jika plasma darah tidak mengandung begitu banyak albumin, air akan bergerak ke dalam darah, sehingga meningkatkan volume darah dan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang akan membuat jantung bekerja lebih keras.

Menyeimbangkan Elektrolit

Fungsi plasma darah yang keempat untuk menyeimbangkan elektrolit. Plasma darah juga berfungsi untuk mengangkut garam, yang juga disebut elektrolit ke seluruh tubuh. Garam-garam ini sangat penting untuk banyak fungsi tubuh. Tanpa garam-garam tersebut, otot tidak akan berkontraksi dan saraf tidak akan dapat mengirim sinyal ke dan dari otak. Elektrolit menghantarkan listrik saat larut dalam air, itu sebabnya zat ini dinamakan demikian. Masing-masing elektrolit memainkan peran kunci dalam tubuh. Ketika Anda tidak memiliki elektrolit yang cukup, tubuh akan mengalami beberapa gejala, seperti kelemahan otot, kejang dan irama jantung yang tidak biasa.

Ketahanan Tubuh

Fungsi plasma darah yang kelima untuk ketahanan tubuh. Plasma mengangkut protein lain selain albumin ke seluruh tubuh. Protein ini juga disebut dengan Imunoglobulin yang juga dikenal sebagai antibodi. Protein ini adalah protein yang berguna untuk melawan zat asing, seperti bakteri. Protein lain yaitu Fibrinogen adalah protein yang diperlukan untuk membantu trombosit membentuk gumpalan darah. Dengan mengangkut protein-protein ini, plasma darah memainkan peran penting dalam mempertahankan tubuh dari infeksi dan kehilangan darah.

Fungsi Plasma Darah Lainnya

Selain beberapa fungsi yang telah disebutkan, plasma memiliki beberapa fungsi penting lainnya yang dijalankan oleh berbagai komponennya:

Protein

Plasma mengandung dua protein kunci yang disebut albumin dan fibrinogen. Albumin sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan, yang disebut tekanan onkotik, di dalam darah. Tekanan inilah yang mencegah cairan bocor ke area tubuh dan kulit, di mana biasanya lebih sedikit cairan yang terkumpul. Misalnya, orang dengan tingkat albumin rendah, akan berisiko mengalami pembengkakan di tangan, kaki, dan perut. Fibrinogen membantu mengurangi perdarahan aktif dan menjadikannya bagian penting dari proses pembekuan darah. Jika seseorang kehilangan banyak darah, mereka juga akan kehilangan plasma dan fibrinogen. Hal ini mempersulit pembekuan darah, yang dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan.

Imunoglobulin

Plasma mengandung gamma globulin, sejenis imunoglobulin. Imunoglobulin membantu tubuh melawan infeksi.

Elektrolit

Elektrolit menghantarkan listrik ketika dilarutkan dalam air. Elektrolit, seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium, memainkan peran kunci masing-masing dalam tubuh.

(Source: Merdeka.com)

Leave a Reply