Mengenal Kopaska TNI AL; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki wilayah perairan yang jauh lebih luas daripada daratan. Oleh sebab itu, pengamanan wilayah laut jelas harus menjadi prioritas utama untuk menghalau segala jenis ancaman. Apalagi, yang membahayakan kedaulatan negara. Menurut data yang dikutip dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, wilayah laut Nusantara memiliki luas mencapai 5,8 juta kilometer persegi, terdiri dari 3,24 juta kilometer persegi lautan, dan 2,55 juta kilometer persegi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dengan angka itu, luas wilayah perairan Indonesia berada dua kali lipat di atas wilayah daratan yang hanya sebesar 2,01 kilometer persegi. Luasnya wilayah perairan Indonesia, tentu akan beriringan dengan ancaman yang membahayakan kedaulatan negara. Sejumlah kasus pernah terjadi di wilayah laut Indonesia. Pada Januari 2020 lalu, sebuah kapal pasukan Penjaga Pantai (Coast Guard) Republik Rakyat China kedapatan masuk wilayah Laut Natuna. Kapal dengan dengan nomor lambung 5403 itu memberikan pernyataan yang mengancam ke Kapal Perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), KRI Tjiptadi-381, yang tengah berpatroli di wilayah tersebut. Pada akhirnya, kapal Coast Guard China itu berhasil diusir oleh KRI Tjiptadi dengan bantuan empat unit jet tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara (TNI AU). Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, TNI punya peran penting dalam pengamanan wilayah laut, terutama TNI AL. Awal pekan ini, Penulis mendapat kesempatan langsung melihat bagaimana pasukan elite Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, menunjukkan kemampuan tempurnya. Berikut yang telah dirangkum Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety) di bawah ini;
Bertempat di Pulau Edam, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, satuan Kopaska Komando Armada I (Koarmada I) TNI AL, menjalani latihan tempur. Dengan skenario pembebasan dua sandera, pasukan Kopaska di bawah pimpinan Kolonel Laut Johan Wahyudi, Indonesian Frog Men mampu menguasai pulau tersebut hanya dalam waktu 25 menit. Tak terlihat ketakutan pada mata setiap anggota Kopaska. Sebab dalam setiap hati para personelnya, pengabdian kepada negara senantiasa jadi prioritas meski nyawa menjadi taruhannya. Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI Ahmadi Heri Purwono, menegaskan, peningkatan kualitas pasukan Kopaska adalah salah satu bentuk tanggung jawab TNI AL dalam pengamanan wilayah laut Indonesia.
Terutama objek vital nasional, yang menyangkut hidup orang banyak dan kedaulatan negara. Heri memastikan bahwa latihan ini adalah bagian dari aplikasi Undang-undang Nomor 34 tahun 2004, tentang tugas pokok TNI. “Dalam pasal 7 Undang-undang tugas pokok TNI nomor 34 tahun 2004, menegaskan bahwa TNI memiliki tugas mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis. Salah satu diantaranya adalah bagaimana meningkatkan kualitas satuan pasukan komando kami, untuk melakukan tugas anti-teror, anti-demolisi, anti-sabotase, dan pertempuran laut jarak dekat, ” ujar Heri. “Karena banyak (objek vital nasional) yang juga milik swasta, maka kami melakukan patroli di sekitarnya. Ada pula (pihak swasta) yang meminta (penjagaan) on the spot. Jadi, andai ada kapal-kapal ilegal dan membahayakan yang masuk ke daerah terlarang makan kami akan meluncur, kami akan merespons dengan pasukan kami yang ada,” katanya.
Mengenal Kopaska TNI AL
Dalam pantauan penuis, sejumlah pasukan Kopaska sempat dihadang oleh sejumlah ledakan saat akan membebaskan sandera. Akan tetapi, dengan kemampuan khuasus yang dimiliki oleh setiap individu prajurit Kopaska, kedua sandera yang jadi target mampu dibebaskan. Panglima Koarmada I menyebut bahwa pergerakan secara rahasia dan senyap adalah kunci bagi setiap prajurit Kopaska. Meskipun, tetap ada kemungkinan jumlah musuh jauh lebih besar daripada armada Kopaska yang diturunkan. “Operasi biasa dilakukan malam hari secara senyap. Saat musuh lengah, kami masuk melalui pantai tanpa diketahui oleh musuh. Pada prinsipnya secepatnya (menyelasikan misi), tergantung kelengahan lawan. Jika kekuatan musuh lebih besar, maka mereka memiliki inisiatif akan menyelam pindah. Jadi kesenyapan dan kerahasiaan adalah hal yang diutamakan,” ucap Heri melanjutkan. “Peralatan pastinya kami akan mengikuti teknologi. Kami akan upayakan, kami akan ajukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini,” katanya. Setiap anggota satuan elite Kopaska senantiasa meyakini semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna, yang berarti “Tidak ada rintangan yang tak bisa diatasi.” Selain itu, para prajurit ini juga memegang teguh semboyan matra TNI AL Jalesveva Jayamahe, yang punya makna “Di Lautan Kita Jaya.”
Koarmada II Uji Profesionalisme dan Kesiapan SSAT Melalui Glagaspur Tingkat L-3 Terpadu
Dalam rangka peningkatan profesionalisme prajurit matra laut, Koarmada II menyelenggarakan latihan setingkat L-3 secara terpadu, melibatkan Satuan Kapal Amfibi dan Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Kapal Selam, Pesud Rotary dan Fix Wing dari Puspenerbal, serta prajurit Pasmar II. Latihan di gelar dengan manuver lapangan di Perairan Laut Jawa, sekitar pulau Gundul, Tanjung Jangkar, serta Pantai Banongan, Situbondo dan Laut Bali mulai tanggal 28 Juni sampai dengan 1 Juli 2020. Pada hakekatnya latihan ini diselenggarakan untuk pembinaan kesiapan alutsista (SSAT), uji kemampuan prajurit, peningkatan profesionalisme, serta mewujudkan interoperability antar satuan, dalam rangka kesiapsiagaan Koarmada II sebagai Kotama Pembinaan sekaligus Kotama Operasi TNI AL. Materi latihan dalam Glagaspur Tingkat L-3 yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari di laut Jawa dan Bali ini meliputi Peperangan Ranjau, Peperangan Kapal Permukaan, Peperangan Udara, Peperangan Kapal Selam dan Peperangan Elektronika serta Pendaratan Amphibi. Dan sebelum pelaksanaan latihan di laut, prajurit dibekali dan dimantapkan dengan gladi posko dan Olah Yudha atau Tactical Floor Game (TFG).
Mengenal Kopaska TNI AL
Selama latihan berlangsung Pangkoarmada II, Laksda TNI Heru Kusmanto berada di tengah prajurit yang sedang berlatih. Kehadiran pimpinan Kotama tersebut, selain untuk menyakinkan dan menekankan kepada seluruh prajurit, supaya latihan dilaksanakan sesuai prosedur, juga merupakan pemicu/pemacu agar prajurit lebih semangat dan lebih serius dalam berlatih, sehingga sasaran dan tujuan latihan tercapai. Menurut Panglima Koarmada II, dengan digelarnya latihan ini diharapkan tercapainya tingkat kesiapan dan kemampuan tempur unsur-unsur Koarmada II, sehingga siap mengemban tugas operasi dalam mengamankan perairan yurisdiksi nasional Indonesia. Senada dengan hal tersebut, Panglima Koarmada II menegaskan bahwa “Glagaspur Tingkat L-3 Terpadu ini, kami laksanakan sesuai arahan Bapak Kasal, Laksamana TNI Yudo Margono, untuk menguji kemampuan dan kesiapan unsur-unsur SSAT, sehingga sewaktu-waktu siap diproyeksikan oleh Panglima TNI selaku pembina dan pengguna operasional. Kan hal tersebut, juga sejalan dengan perintah Bapak Presiden, bahwa TNI harus profesional dan selalu siap dalam kondisi apapun”.
(Source: koarmada2.tnial.mil.id, viva.co.id)