Peran Serta TNI POLRI (New Normal); Dalam kunjungan ke stasiun MRT Bundaran HI di Jakarta dan ke sebuah mal di Bekasi beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa dirinya “ingin TNI/Polri ada di setiap keramaian-keramaian untuk lebih mendisiplinkan masyarakat” agar mengikuti protokol kesehatan menuju “normal yang baru”. Presiden Jokowi mencontohkan bagaimana anggota TNI/Polri bisa memastikan masyarakat “memakai masker, menjaga jarak, dan menghindarkan orang dari kerumunan atau saling berdesak-desakan”.
“Pada hari ini telah dimulai TNI dan Polri menggelar pasukannya dan aparatnya di empat provinsi dan 25 kabupaten-kota. Di Sumatera Barat, di DKI Jakarta, di Jawa Barat, dan di Gorontalo. Di kota-kota ada 25, di Surabaya, Malang, dan lainnya,” papar Jokowi. “Kita ingin bisa masuk ke normal baru, masuk ke tatanan baru. Kita ingin muncul sebuah kesadaran yang kuat, muncul kedisiplinan yang kuat sehingga R-0 bisa kita tekan di bawah 1,” tambahnya, merujuk angka reproduksi. Presiden Jokowi mengaku ingin melihat dampak pengerahan personel TNI/Polri dalam satu pekan mendatang, untuk menilai apakah kebijakan tersebut berdampak pada perbaikan signifikan sehingga bisa dilebarkan ke provinsi lainnya. Berikut beberapa info yang sudah dirangkum oleh Tim Support Priority Indonesia (Perusahaan Sepatu Kulit Militer POLRI Safety Tunggang Boot Medis) terkait peran TNI-POLRI dalam menyambut New Normal dibawah ini;
Di mana personel TNI/Polri ditempatkan?
Sebelumnya, saat mendampingi Presiden Jokowi di Stasiun Bundaran HI, Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan personel TNI/Polri akan ditempatkan di ” tempat-tempat lalu lintas masyarakat, mal-mal, pasar-pasar rakyat, tempat pariwisata.” “Dari data yang ada di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota, ada 1.800 objek yang akan kita laksanakan pendisiplinan tersebut,” kata Hadi
Peran Serta TNI POLRI (New Normal)
Pelaksanaan pendisiplinan, sebagai contoh, memastikan agar seluruh masyarakat yang datang ke tempat-tempat tersebut memakai masker dan menjaga jarak. “Yang kita laksanakan adalah, pertama harus seluruh masyarakat kita awasi supaya tetap memakai masker. Kedua, dalam berkegiatan harus menjaga jarak aman. Kemudian kita sediakan tempat mencuci tangan atau hand sanitizer. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini tahap pertama bisa berjalan dengan baik,” tambah Hadi. Pendisiplinan tersebut, menurutnya, akan dilakukan dalam beberapa tahap. “Tahap pertama akan kita atur agar mal kapasitasnya 1.000 (orang) mungkin kita akan izinkan untuk 500 saja dan kita awasi. Kemudian tempat makan harusnya 500 (orang), hanya 200 saja. Kerja sama antara TNI Polri dan pemerintah daerah termasuk koordinasi dengan gugus tugas,” ujar Hadi.
Bagaimana protokol kesehatan di mal?
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat, menyebutkan ada serangkaian protokol kesehatan jika pusat perbelanjaan kembali dioperasikan. Pertama, disiapkan check-point pengukuran suhu tubuh di seluruh pintu masuk. Karyawan mal serta pengunjung wajib memakai masker. “Semua karyawan mal dan tenant memakai bahan pelindung tubuh yang wajar sesuai dengan karakteristik jenis industrinya. Selain itu disiapkan hand sanitizer di beberapa akses dan juga area yang menjadi area umum,” sebut Ellen. Kemudian akan ada pengaturan jarak tanda agar konsumen mengikuti tata cara social distancing jika ada antrean baik di lift/travelator maupun di eskalator dan di area lain. Tempat duduk di area tempat makan juga akan diatur.
“Para tenant lainnya juga diminta mengatur tata cara agar ada social distancing sesuai dengan kategori bisnis yang dijalankannya, misalnya untuk area kasir, (detail pelaksanaannya akan dilakukan di masing-masing tenant),” jelasnya. Lebih jauh, disinfektan rutin terhadap area-area mal tetap akan dilakukan. Pengelola juga mengatakan tak akan ada batasan usia pengunjung mal. Pengunjung di atas 45 tahun tetap diizinkan mengunjungi mal. “Asosiasi pengelola mal tidak pernah berencana melakukan pembatasan usia pengunjung ataupun tidak pernah berencana melakukan diskriminasi usia bagi pengunjung,” kata Ellen.
TNI-Polri Siap Jaga Disiplin Masyarakat Saat Penerapan New Normal
Sejumlah daerah mulai bersiap menerapkan New Normal atau kenormalan baru dalam waktu dekat. Untuk mensukseskan kebijakan tersebut, pemerintah menggandeng institusi TNI dan Polri untuk mendisiplinkan masyarakat terkait penerapan New Normal saat masa pandemi Covid-19. Dua institusi negara tersebut pun mengaku telah siap dan mendukung penuh penerapan kebiasaan baru tersebut. Baik prajurit TNI maupun Polri telah diturunkan di banyak tempat untuk secara persuasif dan humanis mengingatkan kepada masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan untuk tetap dipatuhi. “Prajurit (TNI dan Polri) di lapangan berinteraksi secara humanis mengajak masyarakat untuk tetap bersama-sama menjaga protokol kesehatan tersebut sehingga masyarakat bisa beraktivitas namun tetap aman dari Covid-19,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Istana Kepresidenan Bogor pada Minggu kemarin. Hadi menjelaskan, TNI dan Polri secara bersama-sama telah menerjunkan anggotanya di sejumlah zona merah yang ada di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota serta sebanyak 102 kabupaten/kota yang merupakan zona hijau untuk senantiasa mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk berdisiplin menerapkan protokol kesehatan dan kenormalan baru.
Peran Serta TNI POLRI (New Normal)
Senada, Kapolri Idham Azis menyampaikan bahwa kunci utama bagi masyarakat untuk produktif namun tetap aman dari penyebaran Covid-19 ialah berdisiplin mengikuti protokol kesehatan dan imbauan pemerintah. Selain itu, TNI dan Polri juga akan menambah pasukannya untuk turun di 138 kabupaten/kota yang masuk ke dalam zona kuning penyebaran Covid-19. “Saya bersama Bapak Panglima, mengimbau kepada masyarakat ayo kita bersama mendisiplinkan diri agar kita terhindar dari Covid ini karena Covid ini tidak memilih siapa yang akan menjadi sasarannya. Ini penting, pembelajaran mengenai disiplin tadi,” katanya.
TNI-Polri Janji Kedepankan Humanisme Saat Mengawal New Normal
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut prajurit TNI- Polri akan berinteraksi secara humanis dengan masyarakat agar berdisiplin terhadap protokol kesehatan saat penerapan new normal. “Prajurit (TNI dan Polri) di lapangan berinteraksi secara humanis mengajak masyarakat untuk tetap bersama-sama menjaga protokol kesehatan tersebut sehingga masyarakat bisa beraktifitas, namun tetap aman dari Covid-19,” ujar Hadi dalam keterangan tertulis, Minggu kemarin. Hadi menjelaskan, TNI dan Polri secara bersama-sama telah menerjunkan anggotanya di zona merah yang ada di 4 provinsi dan 25 kabupaten maupun kota.
Tak hanya itu, TNI dan Polri juga telah menerjunkan prajuritnya di 102 kabupaten maupun kota yang masuk zona hijau. Menurut Hadi, penerjunan prajurit TNI dan Polri tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarakat pentingnya berdisiplin mengikuti protokol kesehatan. “Untuk senantiasa mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk berdisiplin menerapkan protokol kesehatan dan kenormalan baru,” kata dia. Sementara itu, Kapolri Jenderal Idham Azis juga menyebut, berdisiplin mengikuti protokol kesehatan menjadi kunci utama bagi masyarakat untuk produktif dan tetap aman dari penyebaran Covid-19. Selain itu, TNI dan Polri juga akan menambah pasukannya untuk turun di 138 kabupaten dan kota yang masuk ke dalam zona kuning penyebaran Covid-19. “Saya bersama Bapak Panglima TNI mengimbau kepada masyarakat, ayo kita bersama mendisiplinkan diri agar kita terhindar dari Covid-19 ini,” kata Idham. “Karena Covid-19 ini tidak memilih siapa yang akan menjadi sasarannya. Ini penting, pembelajaran mengenai disiplin tadi,” lanjut dia.
(Source: suara.com, nasional.kompas.com)